Renungan Untuk Pelayan Gereja- Tidak Mencari Keuntungan Diri


TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN DIRI
Bacaan: ROMA 15 : 1-7
Pada saat ini doktrin individualisme semakinmerajalela. Baik di bidang sosial, politik, ekonomi bahkan dalam bidang agama. Jika kita menyelidiki penyebab timbulnya sifat individulisme di dalam diri manusia, akan kita dapati penyebabnya hanya satu: dosa!
Dosalah yang telah mendorong dan memotivasi manusia menjadi serakah sehingga tidak memikirkan Iagi akan perlunya membantu dan membagi berkat dengan orang lain. Karena dosa juga maka manusia mengalami perasaan takut untuk hidup sehingga dengan segala daya upayanya manusia berupaya mengumpulkan kekayaan untuk jaminan hari tua. Karena dosa maka manusia tidak lagi percaya akan pemeliharaan Allah untuk masa mendatang. Akibatnya, manusia semakin mencintai dirinya dan semakin mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.
Jika individualisme itu bangkit maka setiap orang termasuk Pelayan Tuhan akan mencintai dirinya sendiri dan tak mempedulikan orang lain. Paulus mengatakan, "Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak tidak kuat
dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri...Karena Kristus juga tidak mencari kesenanganNya sendiri.
Saudaraku, nasihat Paulus ini sesungguhnya merupakan peringatan keras bagi kita sebagai pelayan Kristus. Sebab menjadi pelayan Kristus itu sesungguhnya tidak sekadar memegang jabatan gerejawi tetapi lebih dari itu kita memiliki tanggung jawab untuk memelihara jemaat Tuhan secara utuh jasmani dan rohani.
Dunia boleh berubah, tetapi kebenaran Kristus tidak pernah berubah karena itu tanggung jawab sekarang pelayan Kristus itu tetap sama yaitu berjuang tidak hanya untuk diri sendiri sama seperti yang telah Kristus lakukan: menyelamatkan manusia dari dosa, kebodohan dan kesengsaraan.
Jika kita sebagai Pelayan Tuhan masih mengutamakan kesenangan diri berarti kita tak layak menyebut diri pelayan Kristus. Karena Yesus sendiri tak pernah meneladankan pola hidup serakah dan individualis. Menjadi pelayan Yesus berarti kita telah mengambil keputusan bulat untuk tidak mementingkan diri lagi tapi bersedia dengan tekad kuat untuk membantu mereka yang lemah dan menderita.
Saudaraku, kasih Kristen yang sejati tidak mementingkan diri sendiri. Sebaliknya, kasih Kristen itu senantiasa mendorong manusia untuk berusaha menanggung beban sesamanya manusia
bahkan berupaya untuk memberikan kesenangan dirinya kepada orang lain yang membutuhkannya. Menyenangkan orang lain memang tak mudah sebab membutuhkan pengorbanan dan kesetiaan. Untuk itu Paulus mengingatkan. kita agar selalu menyelidiki firman Tuhan (ayat 4) dan berdoa agar dimampukan unmk memuliakan Allah dengan mengasihi orang lain tanpa memikirkan kesenangan diri sendiri.
Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa semakin banyak Pelayan Tuhan yang sibuk memburu dan menampung hana kekayaan dengan mengatasnamakan pelayanan. Supaya kita tetap layak di hadapan Tuhan, janganlah kita memanfaatkan ladang pelayanan untuk mencari kesenangan diri. Tetapi berupayalah agar orang Iain dapat ditblong melalui kita.
lngat, hanya dengan berkorban bagi orang lain, terutama mereka yang menderita, kita layak disebut pelayan Tuhan.
“YANG MENCINTAI DIRI TAK LAYAK MENYANDANG STATUS PELAYAN KRISTUS"

Roma 15:1-7
15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
15:3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."
15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
15:7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.

Komentar