Orang bijak takut akan Tuhan

Baca: Amsal 22:1-16

"Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka." Amsal 22:3







Orang bijak atau berhikmat dalam Perjanjian Lama erat kaitannya dengan orang yang takut akan Tuhan. Ada tertulis "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9:10). Jadi orang yang bijak adalah orang yang takut akan Tuhan, memiliki kepekaan terhadap firmanNya dan bisa membedakan mana yang menjadi kehendak Tuhan dan yang berkenan kepadaNya, sehingga ia menaruh sikap hormat akan Tuhan tidak hanya dalam pikiran, namun juga di dalam hati dan perbuatannya. Banyak orang kurang waspada melihat hal-hal yang tidak baik atau jahat sehingga mereka tetap saja berada dalam kejahatan dan tidak mau kelar dari perkara-perkara tersebut, padahal Alkitab jelas meminta: "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." (2 Korintus 6:17).

Ketidakmampuan untuk melihat hal-hal yang jahat atau perkara-perkara dosa adalah buta. Kebutaan mata rohani dalam diri seseorang disebabkan karena tidak berpean pada firman Tuhan. Apabila firman tidak terdapat dalam hati seseorang maka ia akan berjalan di dalam kegelapan sehingga mudah terjatuh dan tak mampu membedakan yang jahat dan yang baik. Itulah sebabnya kita sangat membutuhkan firman Tuhan! Pemazmur berkatam "FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105). Bila kita tinggal di dalam firmanNya, firman itu akan menerangi langkah hidup kita sehingga apabila ada hal-hal yang tak berkenan bagi Tuhan dapat segera kita lihat dan lari meninggalkannya. Contoh: jika di dalam lingkungan pergaulan kita melihat adanya kejahatan dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang menuju kepada dosa, kita harus mengambil langkah untuk menjauh dan keluar dari pergaulan itu, karena apabila kita tetap bertahan di tempat itu kita akan mudah terjerat atau terperangkap untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang sama.
FirmanNya tegas memperingatkan kita, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33).

Renungkan firmanNya senantiasa supaya kita menjadi orang bijak!

Amsal 22:1-16
1 Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.
2 Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN.
3 Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
4 Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHANadalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.
5 Duri dan perangkap ada di jalan orang yang serong hatinya; siapa ingin memelihara diri menjauhi orang itu.
6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
7 Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.
8 Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa.
9 Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.
10 Usirlah si pencemooh, maka lenyaplah pertengkaran, dan akan berhentilah perbantahan dan cemooh.
11 Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja.
12 Mata TUHAN menjaga pengetahuan, tetapi Ia membatalkan perkataan si pengkhianat.
13 Si pemalas berkata: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan."
14 Mulut perempuan jalang adalah lobang yang dalam; orang yang dimurkai TUHAN akan terperosok ke dalamnya.
15 Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
16 Orang yang menindas orang lemah untuk menguntungkan diri atau memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja.

Komentar