Pergumulan Iman dan Perbuatan

Bacaan Alkitab hari ini:
1 Samuel 3

Kehidupan Imam Eli merupakan suatu kehidupan yang tragis (menyedihkan). Mengingat bahwa Samuel yang menjadi pelayan di Bait Suci (atau Kemah Suci) berada di bawah pengawasan Imam Eli, mungkin sekali bahwa Imam Eli adalah Imam Besar, bukan imam biasa. Perkataannya kepada Hana dan Elkana (1:17; 2:20) serta responsnya ketika menanggapi panggilan Allah terhadap Samuel (3:8-9) menunjukkan bahwa Imam Eli adalah seorang beriman yang memiliki kepekaan rohani. Sayangnya, Imam Eli gagal saat menerapkan imannya dalam perbuatan. Dia tidak berani (tidak tega) memarahi anak-anaknya yang telah menghujat Allah (3:13) melalui perbuatan mereka yang amat berdosa (2:12-17, 22-25).

Pergumulan Imam Eli dalam mendidik anak itu menunjukkan adanya pergumulan antara iman dan perbuatan. Iman Imam Eli membuat dia tahu apa yang benar dan apa yang salah (dia memiliki kepekaan rohani). Sayangnya, saat hendak menerapkan konsekuensi dari imannya, Imam Eli menghadapi kesulitan. Dia tahu bahwa perbuatan anak-anaknya amat berdosa (2:23-25) dan seharusnya dia marah terhadap perbuatan anak-anaknya itu (3:13). Akan tetapi, rasa sayang yang berlebihan terhadap anak-anaknya membuat dia rela menyakiti hati Tuhan karena tidak mau menyakiti hati anak-anaknya. Perlu diingat bahwa kita perlu membedakan antara kemarahan yang didorong oleh hawa nafsu (termasuk oleh iri hati atau oleh keinginan membalas) dengan kemarahan melihat perbuatan dosa. Orang beriman seharusnya marah ketika melihat dosa dilakukan di depan mata, apalagi bila dosa itu dilakukan oleh orang-orang yang berada di dalam lingkup tanggung jawab kita. Iman kita seharusnya membuat kita merasa jijik terhadap dosa. [P]

1 Samuel 3:13
“Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!”

Komentar