Belajar Seperti Anak Kecil


"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
   Matius 18:3










Suatu ketika murid-murid Yesus bertanya kepadaNya perihal siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.  Lalu Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkan di tengah-tengah mereka, serta berkata,  "...sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga."  (ayat 3,4).  Jawaban Yesus ini benar-benar mengejutkan mereka!  Mengapa Dia memberikan contoh anak kecil, bukan yang lain?  Karena ada sifat-sifat anak kecil yang dapat kita teladani, di antaranya:  1.  Ia percaya penuh kepada bapanya.  2.  Ia mudah dibentuk dan diajar (taat).

     Seorang anak kecil tidak pernah kuatir terhadap apa pun karena ia tahu bapanya pasti akan menyediakan segala sesuatu yang ia butuhkan.  Ia juga tidak pernah merasa takut karena ia yakin bapanya senantiasa menjaga dan memberinya perlindungan; ia percaya penuh kepada bapanya di segala situasi.  Iman seperti anak kecil inilah yang seharusnya dimiliki setiap orang percaya.  Namun sebaliknya, kita begitu mudah kuatir dan ketakutan ketika berada di situasi sulit.  Kita lupa janji firmanNya:  "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu."  (1 Petrus 5:7).

     Selanjutnya, seorang anak kecil selalu taat terhadap apa yang diperintahkan oleh bapanya; mudah diajar dan dibentuk tanpa pernah mendebat.  Firman Tuhan pun bukan untuk diperdebatkan, tetapi untuk kita taati.  Dalam hal ketaatan, Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan kepada kita.  Dia berkata,  "MakananKu ialah melakukan kehendak Dia (Bapa) yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya."  (Yohanes 4:34) dan "...taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8).  Jangankan taat, tertegur oleh firman Tuhan yang keras saja tidak sedikit dari kita yang langsung tersinggung dan ngambek.  Kita sulit menerima teguran!  Ayub menasihati,"Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa."  (Ayub 5:17).

Milikilah iman seperti anak kecil dan jangan menolak didikan Tuhan!

Komentar