LATAR BELAKANG RASUL PAULUS DAN SURAT-SURAT RASUL PAULUS


  1. Latar Belakang Pelayanan Rasul Paulus
    1. Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan
    2. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama
    3. Perjalanan Misi Paulus Kedua
    4. Perjalanan Misi Paulus Ketiga
  2. Surat-surat Kiriman Rasul Paulus
    1. Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman
    2. Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus
  3. Panggilan Paulus untuk Menginjili Orang-orang Non-Yahudi
  4. Strategi Paulus dalam Mengabarkan Injil

LATAR BELAKANG RASUL PAULUS DAN SURAT-SURAT RASUL PAULUS

  1. Latar Belakang Pelayanan Rasul Paulus
    1. Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan
Berikut catatan kehidupan Paulus setelah mengalami pertobatan, baik catatan dari Lukas maupun Paulus sendiri. Paulus melakukan pelayanan pemberitaan Injil di beberapa daerah dan kota-kota, seperti:
      1. Berkotbah di Damaskus (Kisah Para Rasul 9:20)
      2. Pergi ke Arabia (Galatia 1:17)
      3. Kembali ke Damaskus (Galatia 1:17)
      4. Mengunjungi Yerusalem (Galatia 1:18)
      5. Dicurigai oleh gereja (Kisah Para Rasul 9:27)
      6. Berteman dengan Barnabas (Kisah Para Rasul 9:27)
      7. Orang Yahudi menganiayanya (Kisah Para Rasul 9:29)
      8. Visi untuk pergi menginjili (Kisah Para Rasul 22:17-18)
      9. Pergi ke Tarsus (Kisah Para Rasul 9:30)
      10. Barnabas membawanya ke Antiokhia (Kisah Para Rasul 11:25-26)
      11. Bekerja di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11:26)
    1. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama (47-48 Masehi)
Bacaan: Kisah Para Rasul 13:4-14:28
Paulus bersama dengan rekan-rekan sekerjanya yaitu Barnabas dan Markus awalnya berangkat ke Seleukia, dan dari tempat tersebut mereka berlayar ke Siprus lalu melayani di sana (Kisah Para Rasul 13:4). Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Asia Kecil. Ketika mereka tiba di Perga, terjadi percekcokan antara mereka dan akhirnya Markus kembali ke Yerusalem. Sementara itu, Paulus dan Barnabas meneruskan perjalanan ke Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe.
Setelah pelayanan di Asia Kecil selesai, dia kembali ke Antiokhia. Di sana dia melaporkan tentang pekerjaan Tuhan dengan perantaraan mereka (Kisah Para Rasul 14:26-28).
Secara garis besar, perjalanan misi Paulus yang pertama adalah:
      1. Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (Kisah Para Rasul 13:5-11)
      2. Namanya diganti (Kisah Para Rasul 13:9, 13)
      3. Ke Perga - Markus ditinggalkan (Kisah Para Rasul 13:13)
      4. Khotbah di Antiokhia (Kisah Para Rasul 13:14-41)
      5. Di Ikonium (Kisah Para Rasul 13:51)
      6. Di Listra - Paulus dirajam batu (Kisah Para Rasul 14:8-19)
      7. Derbe - Kota terakhir yang dikunjungi (Kisah Para Rasul 14:20)
      8. Perjalanan pulang (Kisah Para Rasul 14:21-26)
    1. Perjalanan Misi Paulus Kedua (49-52 Masehi)
Bacaan: Kisah Para Rasul 15:36-18:22
Dalam perjalanan kedua, terjadi perselisihan antara Barnabas dengan Paulus, karena Barnabas menginginkan Yohanes Markus ikut dalam misi kedua sementara Paulus menolaknya. Hal ini dikarenakan Paulus yang masih kecewa dengan Yohanes Markus dalam perjalanan misi mereka yang pertama (Kisah Para Rasul 13:13). Akhirnya Barnabas membawa Yohanes Markus ke Siprus dan mengikutsertakan dia dalam pelayanan di sana. Sedangkan Paulus bersama-sama dengan Silas berangkat ke Asia Kecil.
Dalam pimpinan Roh Kudus, Paulus dan rekan-rekannya tiba di Troas, dan dari sana mereka menyeberang ke Makedonia (Kisah Para Rasul 16). Kemudian mereka mengunjungi Filipi, Tesalonika, Berea, dan mendirikan jemaat di berbagai tempat. Timotius yang juga tergabung dalam pelayanan tersebut ditinggalkan di Berea bersama dengan Silas. Sementara Paulus meneruskan perjalanan ke Atena (Kisah Para Rasul 17:16-34).
Korintus merupakan tempat terlama yang dilayani oleh Paulus, di sana ia melayani bersama dengan rekan-rekan sekerjanya (Kisah Para Rasul 18:1-17). Ketika melayani di daerah itu, Paulus menumpang di rumah Priskila dan Akwila, yang adalah sepasang suami istri. Mereka adalah perintis jalan bagi Paulus di banyak tempat.
Di Korintus, Paulus menulis surat untuk jemaat di Tesalonika. Surat yang pertama ditulis pada akhir tahun 50 atau pada permulaan tahun 51 Masehi. Surat tersebut merupakan surat tertua di antara surat-surat yang ditulis oleh Paulus. Lewat Efesus, Paulus tiba di Kaisarea dan Yerusalem sebelum dia kembali ke Antiokhia.
Secara garis besar, perjalanan misi Paulus yang kedua adalah:
      1. Di Listra dan Sisilia (Kisah Para Rasul 15:41)
      2. Listra - Timotius bergabung (Kisah Para Rasul 16:1-3)
      3. Di Pergia dan Galatia (Kisah Para Rasul 16:6)
      4. Visi ke Troas (Kisah Para Rasul 16:9)
      5. Di Filipi, Lidia dan penjaga penjara (Kisah Para Rasul 16:13-34)
      6. Gereja Tesalonika ditemukan (Kisah Para Rasul 17:4)
      7. Orang-orang percaya di Berea (Kisah Para Rasul 17:11-12)
      8. Khotbah di Areopagus di Atena (Kisah Para Rasul 17:16-33)
      9. Visi Korintus - gereja ditemukan (Kisah Para Rasul 18:1-8)
      10. Di Efesus - kunjungan singkat (Kisah Para Rasul 18:19-20)
      11. Kembali ke Antiokhia (Kisah Para Rasul 18:22)

    1. Perjalanan Misi Paulus Ketiga (52 - 56 Masehi)
Bacaan: Kisah Para Rasul 18:23-21:17
Dalam pelayanan kali ini, Asia kecil dikunjungi lebih dahulu. Sasaran yang pertama adalah Efesus, yaitu ibu kota provinsi Asia. Di mana selama hampir tiga tahun, kota Efesus itu merupakan pusat pelayanan Paulus.
Sebelum Paulus datang ke Efesus, Priskila dan Akwila sudah melayani di sana. Antara lain Apolos dan Alexandria, seorang ahli Taurat, sudah dilayani. Dikatakan bahwa mereka dengan teliti menjelaskan kepadanya jalan Allah (Kisah Para Rasul 18:26).
Pelayanan Paulus di Efesus sangat berhasil. Setelah diusir dari sinagoge (rumah ibadat umat Yahudi), dia setiap hari berbicara di ruang kuliah di Tiranus (Kisah Para Rasul 19:9). Pengaruh pelayanan Paulus juga sangat luas, sehingga seluruh penduduk Asia, baik orang Yahudi maupun non-Yahudi mendengarkan Firman Tuhan (Kisah Para Rasul 19:10).
Keberhasilan pelayanan Paulus ternyata mengganggu beberapa orang di kota tersebut. Salah satunya adalah para pembuat patung dewa-dewa. Mereka merasa bahwa pertobatan penduduk kota membuat usaha mereka menurun. Akhirnya para tukang perak yang membuat patung dewi Artemis marah, sehingga mereka menghasut masyarakat dan mengadakan huru-hara (Kisah Para Rasul 19:21-40).
Selama pelayanannya di Efesus, Paulus menulis surat pertama kepada jemaat di Korintus. Dan, dalam perjalanannya menuju Korintus, dia menulis surat yang kedua kepada jemaat di Korintus. Kemudian, pada waktu ia tinggal di Korintus selama musim dingin, dia menulis surat Roma, meskipun sebenarnya Paulus belum pernah pergi ke Roma (Roma 15:23-24).
Dari Korintus dia kembali ke Asia Kecil dan menuju ke Yerusalem untuk mengantar bantuan uang yang dikumpulkan untuk jemaat di Yerusalem (2 Korintus 8-9).
Secara garis besar, perjalanan misi Paulus yang ketiga adalah:
      1. Mengunjungi Galatia dan Pirgia (Kisah Para Rasul 18:23)
      2. Efesus (Kisah Para Rasul 19)
      3. Di Makedonia dan Grece (Kisah Para Rasul 20:1-2)
      4. Khotbah di Troas (Kisah Para Rasul 20:6-12)
      5. Perpisahan dengan penatua Efesus (Kisah Para Rasul 20:17-35)
      6. Di Tyre (Kisah Para Rasul 21:1-4)
      7. Kaisaria (Kisah Para Rasul 21:8)

  1. Surat-Surat Kiriman Rasul Paulus
    1. Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman
Kitab Kisah Para Rasul adalah jembatan antara Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.
Untuk Kitab-kitab Injil: menjadi jembatan antara pelayanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan penggenapan nubuat Yesus tentang akan didirikan-Nya Gereja (Matius 16:18).
Untuk Surat-surat Kiriman: menjadi jembatan dalam memberi latar belakang Surat-surat Kiriman, yaitu:
      1. Surat Galatia : Antiokhia, Ikonium, Listra, Derbe. (Kisah Para Rasul 13:14-14:28)
      2. Surat Filipi: Filipi (Kisah Para Rasul 16:11-40)
      3. Surat 1 dan 2 Tesalonika: Tesalonika (Kisah Para Rasul 17:1-9)
      4. Surat 1 dan 2 Korintus: Korintus (Kisah Para Rasul 18:1-16)
      5. Surat Efesus: Efesus (Kisah Para Rasul 19:1-41; 20:17-35)
    1. Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus
      1. Kewibawaan Surat Kiriman Rasul Paulus
Surat-surat itu sekarang jumlahnya 13 Surat, sesungguhnya lebih tapi hilang. Dari kesaksiannya Rasul Paulus mempunyai keyakinan yang kuat akan panggilan Allah dalam hidupnya (Roma 1:6). Ia juga mempunyai kepercayaan yang kuat akan otoritas Firman yang Allah berikan melalui Paulus kepada gereja-gereja (Jemaat) Kristen saat itu.
      1. Motif Penulisan
Jangkauan daerah pelayanan yang luas tidak memungkinkan Paulus mengunjungi mereka satu per satu. Tetapi jemaat yang masih muda itu perlu dinasihati, didorong, dihibur dan dikuatkan. Ditambah lagi saat itu jemaat-jemaat ini belum mempunyai salinan kitab-kitab Perjanjian Lama (masih menggunakan tradisi lisan). Oleh karena itu, surat menjadi alat yang sangat penting bagi Paulus untuk berkomunikasi.
Catatan: Jumlah perjalanan yang ditempuh Paulus dalam km adalah 7800 km darat (harus ditempuh dengan jalan kaki) dan 900 km lewat laut.
Contoh:
        1. Dari Korintus ke Athena dibutuhkan 3 hari perjalanan kaki.
        2. Dari Tesalonika dibutuhkan 13 hari perjalanan kaki.
        3. Dari Efesus ke Troas dibutuhkan 10 hari perjalanan kaki.
      1. Susunan/struktur Surat
Sama seperti model-model surat zaman itu, biasanya surat disusun dalam struktur sbb.:
Nama penulis (misal: Paulus ..)
Nama penerima (Kepada jemaat Allah di ...
Salam pembukaan (kasih karunia dan damai sejahtera dari ...)
Doa harapan dan ucapan syukur (aku mengucap syukur kepada Allah ...)
Isi surat (tubuh surat)
Salam penutup/perpisahan (kasih karunia ....)
      1. Gaya bahasa
Dikenal gaya pikiran dalam surat Paulus melompat-lompat, sintaksnya terpatah-patah. Selain itu, juga sulit dimengerti karena sarat dengan konsep-konsep dengan bahasa filsafat).
      1. Pemahaman Kontekstual
Untuk memahami Surat-surat Kiriman Rasul Paulus perlu dipelajari hal-hal sbb.:
        1. Harus mengenal Pembaca/Penerima Surat Kiriman tersebut dan kebutuhan mereka.
        2. Surat-surat Kiriman tidak ditulis untuk tujuan indoktrinasi tapi karena ada masalah.
        3. Masing-masing Surat harus dibaca/dimengerti berdasarkan konteksnya.

  1. Panggilan Paulus untuk Menginjili Orang-orang Non-Yahudi
Dari hasil pelayanan Paulus di berbagai tempat, terlihat bahwa Tuhan juga berkenan memanggil orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) untuk masuk dalam persekutuan dengan Kristus. Dan penerimaan itu adalah tanpa syarat, artinya tanpa harus membuat mereka menjadi orang Yahudi dan mengikuti tradisi Yahudi (misalnya sunat). Paulus dengan berani memberikan dasar Firman Tuhan agar orang-orang Kristen (baik Yahudi atau non-Yahudi) memahami pengajaran Alkitabiah dengan benar, bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugerah melalui iman bukan perbuatan.

  1. Strategi Paulus dalam Mengabarkan Injil
Paulus adalah contoh seorang misionaris yang berhasil sepanjang sejarah kekristenan. Hasil pelayanannya meliputi seluruh wilayah Laut Tengah (meliputi 3 benua). Rahasia keberhasilan pelayanannya adalah:
    1. Pada pemberitaan yang disertai dengan kuasa Roh Kudus.
Bukan kuasa manusia tapi kuasa yang datang dari atas.
    1. Paulus adalah pemikir ulung dalam menyusun strategi pelayanannya.
      1. Ketidaktergantungan pada fasilitas
Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia saat itu, Paulus betul-betul termasuk seorang yang luar biasa. Misalnya, tidak tersedianya peta wilayah (dunia), seluruh perjalanan darat harus ditempuh dengan berjalan kaki, dll.
      1. Kemampuan berkomunikasi
Paulus selalu siap menghadapi setiap kemungkinan; dengan siapa pun dan di mana pun berada, Paulus selalu siap melayani (baik pemimpin agama, politikus, atau orang biasa/baik di pasar atau di istana).
      1. Kemampuan intelektual
Paulus selain cerdas, juga rajin belajar. Segala macam topik pembicaraan Paulus selalu menguasai.
      1. Tahan menderita dan tidak mudah putus asa.
Paulus tidak hanya rela mengeluarkan keringat bagi pelayanannya, tapi juga air mata.
    1. Latar Belakang Paulus
Walter M. Dunnett melukiskan latar belakang Paulus sbb.: "Paulus adalah seorang Yahudi tulen. Inilah faktor utama untuk bisa mengerti perangai dan kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga Yahudi di kota Tarsus, provinsi Kilikia, dan karenanya selama bertahun-tahun dia terkenal sebagai Saulus dari Tarsus. Menurut pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga ayahnya (Kisah Para Rasul 23:6), berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan diajar membuat tenda pada masa mudanya (Kisah Para Rasul 18:3). Dia berasal dari suku Benjamin (Filipi 3:5). Menurut sejarahnya, suku Benjamin itu orang-orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus menyatakan semangat yang amat besar dalam semua usahanya, terutama sekali dalam penganiayaan terhadap gereja (Galatia 1:13). Pada usia muda dia pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya yang tertulis dalam Kisah Para Rasul dia belajar di bawah pimpinan Rabi Gamaliel I yang terkenal, guru yang utama pada sekolah Hilel (Kisah Para Rasul 22:3). Dari kata-katanya sendiri di surat Galatia, kita tahu bahwa Saulus "jauh lebih maju" dari banyak temannya, karena ia "sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku" (Galatia 1:14).
Permulaan usaha Saulus untuk membasmi Gereja bertepatan dengan pembunuhan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:58-8:3). Dia tidak saja menganiaya... "laki-laki dan perempuan" di Yerusalem, tetapi dengan surat kuasa Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk melaksanakan tugasnya (Kisah Para Rasul 26:10-11). Pada perjalanan dinas seperti itulah Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan bertobat secara luar biasa."
    1. Latar Belakang Teologia Paulus
      1. Seorang Farisi Tulen, yang taat pada Hukum Taurat, hal ini jelas ditunjukkan dalam kesaksian hidupnya dan juga keterampilannya dalam menafsir (cara penafsiran Yahudi).
      2. Paulus mengadopsi cara berpikir Yunani dalam menyampaikan Injil kepada orang-orang non Yahudi. Budaya Yunani adalah budaya yang diagung-agungkan zaman itu, oleh karena itu mengerti budaya Yunani merupakan satu cara memenangkan mereka.