Menjaga kemurnian hati (Amsal 4:1-27)

 

Baca: Amsal 4:1-27

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  Amsal 4:23














Hati adalah pusat dari setiap hal yang kita rasakan, karena dari hati kita bisa merasakan suka dan duka, serta dari hati pula bisa timbul segala niat jahat.  Inilah yang dialami Kain.  Melihat korban persembahan Habel diterima oleh Tuhan, "...hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram."  (Kejadian 4:5b).  Sebelum kejahatan itu dilakukan, sesungguhnya Tuhan sealu mengingatkan kita untuk menjaga hati dari segala amarah, dendam, iri hati dan hal-hal jahat lainnya, agar kita tidak jatuh dalam dosa. Namun manusia seringkali menuruti hawa nafsunya dan tidak peduli dengan resiko yang akan dihadapinya.  FirmanNya menasihatkan, "Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan."  (Amsal 4:27).  Ada akibat yang sangat mengerikan bila kita tetap hidup di dalam dosa, "Sebab upah dosa ialah maut;"  (Roma 6:23a)

     Bagaimana kita bisa menjaga hati agar tetap kudus dan benar di hadapan Tuhan?  Ketahuilah bahwa tidak ada yang bisa mengubah karakter manusia selain Tuhan dan dorongan dari diri kita sendiri untuk mau dibentuk sesuai kehendak Tuhan.  Hanya dengan pimpinan Roh Kuduslah kita dimampukan untuk tetap berdiri di atas kebenaran.  Oleh karena itu bukalah hati dan undanglah Roh Kudus untuk menjadi 'Tuan' dalam kehidupan kita.  Sebagai orang percaya kita harus mau dipimpin oleh Roh Kudus dalam langkah hidup kita agar kita tidak mudah jatuh dalam pencobaan, seperti tertulis: "...hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging."  (Galatia 5:16).  

     Merenungkan FirmanNya dan taat melakukannya adalah langkah awal penyerahan hati untuk dibentuk menjadi emas yang murni.  Kita tidak akan tahu kemurnian hati kita kalau apa yang ada di dalam hati kita ini tidak diproses dan ditempa terlebih dulu.  Tekanan itu mungkin datang dari hal-hal yang sebenarnya sepele, tapi tidak tahukah bahwa kita seringkali jatuh justru hanya karena kita tidak waspada dengan kerikil-kerikil kecil yang ada di depan kita.  Tekanan itu mungkin menyakitkan, tapi itu adalah proses di mana Tuhan sedang membentuk dan memurnikan hati kita.  Saat pemurnian ini bisakah kita berkata seperti Ayub, "...Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."?  (Ayub 23:10).

Tuhan sangat mengasihi orang Kristen yang hatinya bersih!