Terluka karena tertolak


Baca: 2 Samuel 16:15-23

"Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel."   2 Samuel 16:22














Absalom adalah salah satu anak Daud.  Ia memiliki perawakan nyaris sempurna.  Sebagai anak raja, masa kecil Absalom berlimpah kasih sayang dan segala kenyamanan.  Ia juga menjadi kebanggaan Daud.  Namun semuanya berubah ketika terjadi suatu tragedi di keluarga istana.  Absalom membunuh saudara tirinya, Amnon, karena telah memperkosa Tamar, adik kandungnya.  Karena kejadian itu hati Daud (ayahnya) menjadi sangat murka.  Lalu, Absalom "...melarikan diri dan telah pergi ke Gesur; ia tinggal di sana tiga tahun lamanya."  (2 Samuel 13:38).  Di kemudian hari dengan bantuan Yoab, Absalom dapat bertemu lagi dengan Daud.  Kemarahan Daud telah reda, dan Absalom menerima pengampunan dari ayahnya.

     Seiring berjalannya waktu, meski telah dimaafkan dan diampuni kesalahannya oleh ayahnya, ternyata Absalom masih menyimpan dendam dan sakit hati.  Ia memberontak, bahkan berusaha untuk membunuh ayahnya.  Absalom memberontak bukan karena ia tidak dimaafkan oleh Daud, tetapi di dalam lubuk hatinya tergores luka yang begitu dalam.  Sekian lama hidup terpisah dari ayahnya pastilah ia kehilangan banyak hal:  perhatian, kasih sayang, fasilitas dan yang terutama adalah keintiman.  Sesungguhnya Absalom sangat mendambakan kasih dan penerimaan terhadap dirinya seperti di masa-masa sebelumnya.  Sayang, semuanya sudah berlalu, ia tidak pernah bisa mendapatkannya lagi.  Absalom merasa dirinya ditolak;  hatinya terluka.  Sejak saat itu Absalom merasa tidak dicintai lagi.  Iblis memanfaatkan celah dalam diri Absalom dan mengambil kesempatan emas ini.  Iblis mendorongnya untuk melakukan pemberontakan dan kejahatan yang keji.  Ia pun berusaha membunuh Daud dan meniduri gundik-gundik ayahnya di depan banyak orang seperti tertulis:  "Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel."
    
     Rasa tertolak dan kehausan akan penerimaan dan kasih yang tidak terpenuhi ternyata dapat melahirkan rasa benci dan dendam.  Apa yang dilakukan Absalom itu lahir dari perasaan tidak dicintai dan kehausan akan penerimaan dan pengakuan.

Gambar diri yang rusak serta kegagalan menerima diri sendiri menjadi senjata ampuh Iblis untuk menghancurkan seseorang.