UPAH KETAATAN: Penyertaan dan Pembelaan TUHAN


Baca:  2 Raja-Raja 18:1-8

"Maka Tuhan menyertai dia (Hizkia-Red.) ke mana pun juga ia pergi berperang, ia beruntung.  Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya."   2 Raja-Raja 18:7













Hizkia adalah raja Yehuda.  "Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem."  (ayat 2a).  Meski terhitung masih muda Hizkia memiliki hati yang takut akan Tuhan.  Artinya taat melakukan kehendak Tuhan, hidup benar seperti bapa leluhurnya (Daud).  Ketaatan dan kesungguhan hati Hizkia kepada Tuhan terlihat jelas.  Ia "...menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Neustan."  (ayat 4).  Sebagaimana  "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,"  (Ibrani 2:2b), maka ketaatan dan kesungguhan seseorang kepada Tuhan pasti juga mendapatkan upah atau balasan.

     Karena ketaatannya Hizkia senantiasa disertai Tuhan ke mana pun ia pergi.  Meski begitu bukan berarti perjalanan hidupNya bebas dari masalah atau pencobaan.  Dalam masa pemerintahannya Hizkia harus menghadapi ujian berat.  Suatu ketika  "...datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda.  Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya."  (2 Tawarikh 32:1).  Mengapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi?  Ingat!  Selalu ada rencanaNya yang indah di balik setiap peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan orang percaya, seperti tertulis:  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,"  (Roma 8:28a).

     Melalui peristiwa itu Hizkia dan seluruh rakyat Yehuda memiliki pengalaman rohani bersama Tuhan.  Ketika mereka  "...berpaut kepada Tuhan, dan tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah Tuhan yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa."  (2 Raja-Raja 18:6), apa saja yang mereka perbuat dijadikanNya berhasil dan beruntung.  Inilah kunci kemenangan Hizkia!  Hari-hari ke depan di tahun 2011 tidak semakin mudah, tantangan dan ujian akan semakin berat.  Namun tidak ada alasan bagi kita menjadi lemah, apalagi putus asa.

Sebagai anak-anakNya kita akan dijaga dan dipelihara Tuhan seperti biji mataNya sendiri, asal kita mengerjakan bagian kita yaitu hidup taat seperti Hizkia!

2 Raja-raja 18:1-8
18:1Maka dalam tahun ketiga zaman Hosea bin Ela, raja Israel, Hizkia, anak Ahas raja Yehuda menjadi raja.
18:2Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abi, anak Zakharia.
18:3Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya.
18:4Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.
18:5Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia.
18:6Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa.
18:7Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya.
18:8Dialah yang mengalahkan orang Filistin sampai ke Gaza dan memusnahkan daerahnya, baik menara-menara penjagaan maupun kota-kota yang berkubu.