Bermula dari hal kecil


Baca:  Lukas 16:10-13 

"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar."   Lukas 16:10a












Seorang pendaki bisa mencapai puncak gunung diawali oleh pijakan pertama.  Seorang pelari mampu mencapai garis finis dan menjadi juara juga bermula dari langkah awal yang baik.  Segala sesuatu yang besar bermula dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu.  Pohon nangka yang besar dan berbuah lebat serta tampak rindang di belakang rumah kita pun juga berasal dari satu biji nangka yang kecil.  Coba renungkanlah itu.

     Dalam perumpamaan tentang biji sesawi Tuhan Yesus berkata,  "Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." (Matius 13:32).  Karena itu jangan pernah meremehkan perkara-perkara kecil yang tampaknya sederhana.  Untuk menjadi besar kita harus bersedia memulai sesuatu dari perkara yang kecil.  Perkara yang kecil bermula dari apa yang ada pada kita saat ini.  Apa yang kita miliki adalah permulaan dari segala sesuatu yang akan kita miliki di masa yang akan datang:  pekerjaan atau profesi yang kita jalani, pelayanan yang dipercayakan kepada kita, talenta, harta yang kita miliki dan lain-lain.  Jangan sampai kita seperti orang yang memiliki satu talenta, yang hanya menyimpan talentanya itu di dalam tanah dan tidak mengembangkannya (baca  Matius 25:24-30).  Mari kita kerjakan dengan setia apa pun yang dikaruniakan Tuhan bagi kita, supaya pada saatnya, perkara-perkara besar atau hal-hal yang tidak terpikirkan, akan disediakanNya bagi kita.  "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia:  semua disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).

     Yesus juga memulai pelayananNya dari bawah.  Karena kesetiaan dan ketaatanNya pada Bapa dari hal-hal kecil, akhirnya Yesus menjadi yang terbesar dan  "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9).  Yusuf, sebelum menjadi the second man di Mesir, terlebih dulu setia dan tekun melakukan perkara-perkara kecil, sehingga pada saatnya ia beroleh kepercayaan terhadap hal-hal yang besar.
Apa pun yang Tuhan percayakan kepada kita, mari kita kerjakan dengan setia, karena ini adalah permulaan dari perkara-perkara besar.

Lukas 16:10-13
16:10"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
16:11Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
16:12Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
16:13Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."