SAAT TEDUH, Wujud Disiplin Rohani


Baca:  Lukas 22:39-46 

"Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun."  Lukas 22:39a










Berapa lama Saudara selalu menyediakan waktu secara rutin untuk bersekutu dengan Tuhan (berdoa) setiap harinya?  Ada yang menjawab,  "Saya selalu berdoa selama 1 jam di pagi hari sebelum melakukan aktivitas apa pun.";  "Saya tidak sempat berdoa karena harus buru-buru berangkat ke kantor, tapi pada malam hari sebelum tidur saya sempatkan berdoa sebentar selama 15 menit.";  "Maaf saya tidak ada waktu untuk berdoa, seharian harus menjaga toko, pulang ke rumah sudah sangat lelah dan mengatuk.";  dan sebagainya.

     Adalah tidak mudah membiasakan diri untuk berdoa secara kontinyu.  Banyak sekali tantangan dan godaannya.  Seringkali kita mengemukakan alasan-alasan atau dalih untuk membela diri karena kita tidak mau bila disebut sebagai orang Kristen yang malas berdoa.  Padahal kenyataannya kita memang jarang berdoa dan tidak memiliki kedisiplinan untuk berdoa.  Ayat nas di atas jelas menyatakan bahwa Yesus selalu menyediakan waktu untuk berdoa.  Kata  'sebagaimana biasa' menunjukkan suatu tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang atau rutin.  Jadi Yesus selalu menyediakan waktu secara rutin untuk berdoa.  Inilah yang disebut bersaat teduh.

     Saat teduh adalah waktu yang secara rutin kita sisihkan setiap hari supaya kita bisa bersekutu secara pribadi dengan Tuhan.  Ketika bersaat teduh kita memberikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan, berdoa dan juga mendengarkan Dia berbicara melalui firmanNya yang kita baca.  Membiasakan diri untuk bersaat teduh setiap hari adalah tindakan bagi kita untuk membangun fondasi kehidupan rohani yang kokoh.  Alkitab menyatakan,  "Setiap orang yang mendengarkan perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu." (Matius 7:24-25).  Ada pun hakekat utama dari saat teduh adalah mendengar dan melakukan firman Tuhan.  Tertulis bahwa  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17).  Maka dari itu kita harus menjadikan saat teduh atau waktu pribadi setiap hari bersama Tuhan sebagai prioritas utama dalam agenda harian kita. 
Bersaat teduh sangatlah penting bagi orang percaya!  Sudahkah kita mempraktekkan itu?

Lukas 22:39-46
Di taman Getsemani 
22:39Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
22:40Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
22:41Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:
22:42"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
22:43Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
22:44Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
22:45Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
22:46Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."