jangan takut, PERCAYA SAJA!



Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
(YESAYA 41:10)













Setiap orang pasti pernah merasakan perasaan takut, baik pada anak-anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua sekalipun. Sebagai anak muda, jujur saya pernah merasakan ketakutan, salah satunya ketakutan akan masa depan. Akan tetapi, Tuhan banyak memberikan saya teguran, misalnya melalui kisah sederhana yang terjadi dalam hidup saya. Melalui penyadaran yang Tuhan berikan lewat peristiwa sederhana ini, maka saya banyak belajar dan mengambil suatu keputusan bahwa tidak ada yang perlu saya takutkan lagi. Mungkin kisah ini hanya kisah sederhana bagi setiap orang, tapi melalui kisah ini saya disadarkan oleh Tuhan akan rasa ketakutan saya selama ini. Kisah ini merupakan kisah nyata antara saya dan adik sepupu saya di Kota Bogor, tempat yang dipilihkan oleh Tuhan bagi saya dua tahun terakhir.
Sore ini, langit kota Bogor masih cerah. Kehangatan mentari masih terasa. Seperti biasa saya melakukan aktivitas di dua kota yaitu Bogor dan Jakarta. Setelah semua kewajiban terselesaikan di Jakarta, saya langsung bergegas kembali ke rumah di Bogor. Sore ini aku mengajari sepupu kecilku naik sepeda di jalan raya, karena menurutku kalau keliling kompleks perumahan sudah biasa dia lalui, meskipun masih menggunakan roda bantu.
“Ayoo… ikut ga? “Aku mengajak dia tuk bersepeda.
“Kemana Kak?”
“Ikut aja.. Bawa sepedanya”, aku meyakinkan dia untuk ikut denganku.
“Kita ke jalan raya, Kak?” Nada pertanyaannya mengandung ketakutan.
“Iya, emang kenapa?”
“Tapi Dedek takut, Kak.. Takut banget” Dia jujur akan perasaanya.
“Gak papa..” Ku tenangkan dia dengan mengelus rambutnya..
Beneran Kak, dedek takut..” Dia masih merasa ketakutan.
“Kan ada Kakak, kenapa takut?” ku coba tuk meyakinkan dia..
Dia menatapku dan ada keyakinan di matanya akan ucapanku..lalu dia terus mengayunkan sepedanya hingga meninggalkanku. Dia tak lagi pada perasaan takutnya. Hingga panggilanku pun ia hiraukan. Karena merasa ia sudah mampu tuk sendiri, dia meninggalkanku… Dia terjatuh, sepeda itu menyentuh tubuh mungilnya.
“Kak, dedek jatuh..” dia memanggilku,
Dengan bergegas ku hampiri dia.
“Tak apa-apa, tapi jangan tinggalin Kakak dong, Ayo bangkit, jatuh itu biasa, Dedek naik sepeda lagi…” ku berikan motivasi, berharap ia tidak kembali ke waktu yang lalu
“Ya Kak, tapi jangan tinggalin Dedek ya, pegang Dedek terus ya..”
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kejadian ini adalah anak kecil ini menaruh kepercayaan besar kepada kakak sepupunya, ia mempercayakan hidupnya pada kakak sepupunya karena kejadiannya ia belajar naik sepeda di keramaian. Seharusnya demikianlah kita adanya pada TUHAN, mempercayakan hidup kita sepenuhnya tanpa ada rasa ketakutan sedikit pun akan hidup kita, kalau Tuhan berkata “Jalan!”, seharusnya kita tanpa berpikir panjang, segera berjalan, karena Tuhan akan selalu menuntun kita, seperti yang telah Tuhan Firmankan dalam Yesaya 40:11 “Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati”. Akan tetapi jangan seperti anak kecil ini, setelah ia merasa dirinya mampu tuk sendiri, ia pergi jauh meninggalkan kakak sepupunya, setelah ia terjatuh baru memanggil. Kita sering kali seperti ini, setelah Tuhan mencukupkan segalanya dan telah melakukan segalanaa, kita pergi meninggalkan Tuhan. Setelah kita terjatuh kembali, baru kita memanggil nama Tuhan. Seharusnya di setiap langkah kita, kita menyertakan Tuhan selalu. (ASTUTI SAMOSIR)