Jauhi Dosa dan Kejar Kebenaran & Bertanding dan Memelihara Iman


Baca:  1 Timotius 6:11-21

"...jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan."  1 Timotius 6:11









Tuhan memanggil kita bukan hanya sebatas untuk diselamatkan, melainkan lebih daripada itu, yaitu supaya kita memiliki kehidupan yang semakin hari semakin serupa dengan Kristus.  Jadi, Tuhan  "...memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus."  (1 Tesalonika 4:7).  Tuhan menghendaki kita hidup di dalam kekudusan,  "...sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis:  Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."  (1 Petrus 1:15).

     Kekudusan mungkin hal yang sering kita bicarakan, namun juga sekaligus hal yang sering dihindari.  Hidup kudus bagi setiap orang percaya bukan sekedar saran, anjuran atau nasihat saja, tetapi sebuah keharusan atau perintah, dan itu menuntut ketaatan kita yang telah dipanggil sebagai anak-anakNya.

     Untuk menjadi kudus atau serupa dengan Kristus diperlukan proses yang harus kita kerjakan terus-menerus:  1.  Menjauhi segala kejahatan.  Tuhan memerintahkan kita untuk lari menjauhi dosa.  Bukankah perintah ini sering kita dengar?  Meski demikian kita masih saja mengeraskan hati dan tidak mau taat.  Dalam 1 Korintus 6:18 dikatakakn:  "Jauhkanlah dirimu dari percabulan!  Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya.  Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.  Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah.  -dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?  Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:..."  (1 Korintus 6:18-20a) dan juga  "...jauhilah penyembahan berhala!"  (1 Korintus 10:14)..  Termasuk juga tentang cinta uang:  "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang."  (1 Timotius 6:10a).  Firman Tuhan memperingatkan kita agar menjauhi itu semua (percabulan, penyembahan berhala dan cinta uang).  Menjauhi berarti ada tindakan dari kita untuk lari menjauh, bukan hanya diam.  Apabila kita hanya diam, semuanya itu tidak akan lari dari kita, namun akan kian mendekat.  2.  Mengejar perkara-perkara rohani (kebenaran).  Apa saja yang harus kita kejar?  Keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.  Bukankah masih banyak orang Kristen yang menganggap remeh atau sepele jam-jam ibadah?  (Bersambung)


Ibadah adalah perkara yang sangat penting bagi orang percaya.  Karena itu dalam menjalankan ibadah harus sepenuh hati;  jangan sampai kita beribadah kepada Tuhan dengan setengah hati, asal-asalan atau hanya sebagai rutinitas belaka.  Alkitab menyatakan,  "Latihlah dirimu beribadah.  Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."  (1 Timotius 4:7b-8) dan  "...ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar."  (1 Timotius 6:6).  Mari perhatikan dengan sungguh ibadah Saudara.  Jangan sembarangan, apalagi menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah yang ada (baca Ibrani 10:25).  Mari gunakan waktu yang ada untuk melayani Tuhan.  Dan apa saja yang dipercayakan Tuhan lakukan itu dengan penuh kesetiaan.  Kehidupan kita harus menghasilkan buah-buah Roh secara nyata (baca Galatia 5:22-23).

     Hidup kekristenan ibarat berada di arena pertandingan, namun  "Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah?  Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!"  (1 Korintus 9:24).  3.  Bertanding dalam iman.  Kita tidak akan tahu seberapa kuat iman kita sebelum kita masuk dalam pertandingan yang sesungguhnya.  Jadi  "Saudara-saudaraku yang kekasih,...  aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus."  (Yudas 3).  Di tengah ujian dan penderitaan yang ada, tetaplah kuat!  Jangan sampai kita undur di tengah jalan.  Sebaliknya tetaplah  "...taat;  ...kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,..."  (baca Filipi 2:12).

     Mari kita belajar dari Paulus.  Meski dihadapkan pada aniaya, penderitaan, ancaman dan segala bentuk kesukaran dia tetap maju, karena dia tahu bahwa Tuhan telah menyediakan upahnya yaitu mahkota kehidupan bagi setiap orang yang setia sampai akhir.  Jadi, tetaplah fight!

"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."  (2 Timotius 4:7).