Relakah Kita Menunaikan Amanat TUHAN ?


Baca:  2 Timotius 4:1-8

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."  2 Timotius 4:2







Sebagaimana dinyatakan dalam renungan sebelumnya, Yesus  "...datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  (Matius 9:13).  Jadi Yesus turun ke dunia dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwa manusia.  Inilah amanat yang harus diemban oleh Yesus.

     Dengan kesadaran penuh Dia menyelesaikan tugas dari Bapa ini sampai tuntas tanpa keluh kesah atau persungutan.  "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:8).  Tanpa keraguan sedikit pun Yesus mengorbankan nyawaNya, karena Ia tahu bahwa tidak ada jalan lain bagi manusia untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  Hanya melalui kematianNya di atas kayu salib inilah manusia memiliki pengharapan hidup kekal karena kutuk maut telah dipatahkan!  Ketika Yesus naik ke sorga, amanat itu pun diserahterimakan kepada murid-muridNya.  Yesus berkata,  "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.  Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."  (Markus 16:15-16), dan  "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."  (Kisah 1:8).  Perkataan Yesus ini bukan sekedar kata-kata perpisahanNya kepada para muridNya, melainkan suatu Amanat Agung yang harus dilaksanakan.

     Saat ini tidak semua orang Kristen terpanggil untuk mengerjakan amanat ini.  Mereka pasti berpikir bahwa memberitakan Injil Keselamatan itu penuh resiko:  menantang segala macam kesukaran, penderitaan, penolakan, ejekan, cemoohan dan mungkin juga aniaya.  Berbeda dengan hamba-hamba Tuhan di masa lalu yang dengan gigih berjuang memberitakan Injil Kristus;  mereka rela mempertaruhkan hidup demi Injil.  Dan tak terbilang banyaknya jumlah orang yang bertobat, percaya dan dipulihkan hidupnya melalui pelayanan mereka.  Bagaimana kita?  Ingatlah, memberitakan Injil tidak selalu harus pergi ke tempat yang jauh, terpencil, ke pelosok atau di pedalaman.  Memberitakan Injil bisa dilakukan di lingkungan terdekat kita sendiri.  Maukah kita melakukannya?

Tuhan mengukur keberhasilan pemberitaan Injil kita bukan pada jumlah orang yang diselamatkan, tetapi pada seberapa besar kerelaan hati kita.

2 Timotius 4:1-8
4:1Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
4:2Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
4:3Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4:4Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
4:5Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
4:6Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
4:7Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
4:8Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.