Membalas Kasih dan Kebaikan TUHAN


Baca:  Mazmur 31:1-25

"Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!"  Mazmur 31:20







         Siapa di antara kita yang meragukan kasih Tuhan?  Jangan sampai detik ini kita masih ragu akan kasih dan kebaikan Tuhan, bolehlah kita ini disebut orang yang tidak tahu berterima kasih seperti sembilan orang kusta yang sudah disembuhkan Tuhan, yang pergi begitu saja setelah disembuhkan Tuhan sehingga Ia bertanya,  "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir?  Di manakah yang sembilan orang itu?"  (Lukas 17:17).

     Begitu pula kita.  Bukankah setiap detik, setiap waktu dan setiap hari kasih dan kebaikan Tuhan itu nyata atas hidup kita?  Tak terbantahkan bahwa Tuhan itu baik dan sangat baik.  Oleh karena itu pemazmur berkata,  "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!"  (Mazmur 34:9a).  Tuhan telah memberikan segala yang kita perlukan, bahkan nyawaNya sendiri Ia berikan untuk keselamatan kita.  Tuhan rela disalibkan dan mati, itu semua demi menebus dosa-dosa kita.

     Apa yang sudah kita berikan kepada Tuhan untuk membalas kasihNya itu?  Masakan kita hanya mau menerima saja dari Tuhan tanpa melakukan apa-apa untukNya?  Ketika kita dalam masalah berat, Tuhan menolong dan memberikan jalan keluar;  ketika kita menderita sakit, yang secara manusia sudah tidak ada harapan, Tuhan sanggup menyembuhkan;  ketika kita dalam kekurangan, Tuhan memperhatikan dan memberkati kita dengan caraNya yang ajaib.  Maka agar hubungan kita dengan Tuhan semakin karib, kita yang sudah menerima kebaikan dari Tuhan juga harus mau memberikan apa yang Tuhan inginkan untuk kita kerjakan, memberikan apa yang Tuhan perlukan dari hidup kita.  Perhatikan Ibrani 11:6a ini:  "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah."  Jadi untuk berkenan kepada Tuhan kita harus beriman kepadaNya, itulah yang Dia minta dari kita.  Beriman kepada Tuhan berarti percaya penuh kepada Tuhan meskipun yang terlihat tidak sesuai dengan kenyataan;  beriman berarti tidak bimbang dan tidak bercabang hati;  memiliki penyerahan diri secara total kepadaNya dan tidak tergantung pada keadaan;  menjadikan Tuhan sebagai pusat pujian dan penyembahan kita;  menempatkan Tuhan sebagai segala-galanya dalam hidup kita.


Baca:  Mazmur 145:1-21

"Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya."  Mazmur 145:9

Sampai saat ini tidak sedikit orang Kristen yang mengaku dirinya beriman kepada Tuhan masih ingkar dalam tindakan dan perbuatannya.  Ketika ada badai persoalan menerpa, baik itu sakit-penyakit, masalah keluarga, usaha sedang pailit, secara diam-diam mereka masih lari mencari pertolongan kepada ilah lain:  ke orang pintar (dukun), gunung kawi, kuburan dan lainnya.

     Orang yang benar-benar beriman kepada Tuhan pasti tidak akan melakukan tindakan bodoh seperti ini karena tindakan tersebut adalah kekejian di mata Tuhan.  Yang Tuhan minta adalah iman kita.  Meski pertolongan dan jawaban doa dari Tuhan sepertinya berlambat-lambat, tetapi nantikan Dia.  Kuatkan iman dan jangan goyah, karena  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,..."  (Pengkotbah 3:11a).  Karena kasih Tuhan itu tak terhingga atas kita, Dia pun menghendaki agar kita mengasihiNya dengan sungguh.  Tuhan Yesus berkata,  "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu."  (Matius 22:37).

     Apa bukti seseorang mengasihi Tuhan?  Jika kita mengasihi Tuhan berarti kita mau hidup taat dan melakukan segala perintahNya seperti tertulis:  "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya."  (Yohanes 15:10).  Tidak hanya itu, orang yang mengasihi Tuhan juga akan rela berkorban bagiNya, baik itu berkorban waktu, tenaga, bahkan juga materi atau uang untuk Tuhan, tanpa hitung-hitungan.  Ada satu contoh dalam Yohanes 12:3:  "Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu."  Tindakan Maria ini menunjukkan betapa ia sangat mengasihi Tuhan sehingga rela memberikan semua harta miliknya yang sangat berharga itu.  Yang Tuhan perhatikan bukan harta miliknya yang sangat berharga itu.  Yang Tuhan perhatikan bukan pada minyak narwastu yang mahal itu, namun Dia melihat hati Maria yang begitu tulus mengasihi Tuhan.

     Adalah anugerah terbesar jika saat ini kita dipercaya Tuhan untuk melayani Dia.  Apa pun bentuk pelayanan kita biarlah kita lakukan itu dengan segenap hati, bukan karena terpaksa, melainkan karena kita mengasihi Dia.


Beri yang terbaik bagi Tuhan, karena kita telah menerima kasih dan kebaikanNya!