JEMAAT MAKEDONIA: Bersukacita di Tengah Kesesakan!



Baca:  2 Korintus 8:1-15

"Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan."  2 Korintus 8:2






        Tugas dan tanggung jawab gereja Tuhan di tengah-tengah dunia tidaklah mudah, harus berdampak dan menjadi berkat bagi dunia.  Hari ini kita akan belajar dari kehidupan jemaat di Makedonia.  Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa jemaat Makedonia bukanlah orang-orang yang kaya (berada), tetapi mereka adalah orang-orang yang secara materi sangat pas-pasan (miskin), bahkan ayat nas menyatakan pula bahwa jemaat Makedonia juga sedang dalam pencobaan yang berat:  keadaan mereka miskin, dan sedang berada dalam 'ujian'.


     Adalah pekerjaan mudah bagi kita untuk bersukacita dan memuji-muji Tuhan ketika keadaan kita sedang baik, tidak ada masalah, kondisi sehat (tidak sakit), usaha lancar, anak-anak berhasil dalam studi dan sebagainya.  Sebaliknya jika sedang dalam masalah dan pergumulan yang berat, terbaring lemah karena sakit, kita gampang mengeluh, mengomel, bersungut-sungut, murung sepanjang hari dan putus asa, rasa-rasanya kita sudah tidak berpengharapan lagi.  Lalu kita mungkin akan berkata,  "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang."  (Mazmur 22:2-3).  Berbeda dengan jemaat Makedonia.  Walaupun berada dalam pencobaan dan penderitaan yang berat mereka tetap mampu bersukacita, bahkan sukacita mereka meluap.  Bagaimana mungkin?  Karena mereka percaya bahwa  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).

     Tetapi bisa mengucap syukur di segala keadaan membuktikan bahwa jemaat Makedonia bukanlah jemaat 'kanak-kanak' melainkan jemaat yang dewasa rohani.  Mampukah kita seperti mereka?  Rasul Paulus menasihati,  "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."  (1 Tesalonika 5:18).

Belajarlah mengucap syukur dan berhentilah untuk mengeluh, karena dalam segala perkara Tuhan turut bekerja!