Harapan Membutuhkan Dasar


Baca:  1 Korintus 15:12-34

"Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal."  1 Korintus 15:20

Memiliki harapan tanpa disertai dengan dasar yang kuat tidak akan berarti apa-apa.  Karena itu kita wajib mempercayai Allah yang telah membangkitkan Kristus dari kematian dan Dia akan membangkitkan kita juga.  Tuhan Yesus berkata,  "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya."  (Yohanes 11:25-26a).

     Kita harus yakin terhadap harapan yang terberkati seperti tertulis:  "supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.  Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya."  (Ibrani 6:18-20).  Ayub mempunyai sebuah dasar yaitu beriman kepada Tuhan, ketika sedang menderita dan merasa bahwa kematian akan segera datang.  Ketika itu perasaan Ayub diliputi ketakutan, keputusasaan dan juga harapan, kesemuanya campur aduk menjadi satu.  Ada waktu di mana terkesan bahwa Tuhan meninggalkannya, tetapi dia tetap percaya bahwa apa yang Tuhan perbuat tidak pernah salah dan Dia sangat mengasihi umatNya.  Akhirnya apa yang Ayub harapkan untuk menjadi kenyataan pun terjadi sehingga ia dapat berkata,  "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal."  (Ayub 42:2).  Kesaksiannya,  "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau."  (Ayub 42:5a).  Dan,  "Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu;"  (Ayub 42:12).

     Banyak dari kita yang mungkin mengalami perasaan yang campur aduk seperti yang Ayub rasakan.  Meski demikian, dalam situasi-situasi seperti itu, bagi kita yang hidup dekat dengan Tuhan akan menerima anugerah dan pengharapan.  Kita yang percaya pada Kristus mendasarkan harapan kita pada satu kejadian nyata dalam sejarah KebangkitanNya.

Jika kita hidup bersama Kristus kita memiliki pengharapan yang pasti dan akan terberkati, walau secara manusia itu mustahil.

Komentar