KASIH: Tanda Manusia Baru



Baca:  1 Yohanes 3:11-18

"Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."  1 Yohanes 3:18







       Sebagai makhluk sosial kita tidak dapat hidup sendiri, kita memerlukan orang lain.  Dan dalam hubungannya dengan orang lain inilah kasih diperlukan.  Berbicara tentang kasih berarti berbicara soal hati dan juga roh, karena kasih yang sempurna adalah kasih yang keluar dari hati yang terdalam oleh karena kuasa Roh Kudus.  Kasih yang sempurna hanya bisa dilakukan oleh orang Kristen yang sudah mengalami lahir baru.  Allah telah memberikan teladan perihal kasih yang sempurna itu (kasih agape) yaitu dengan mengaruniakan PuteraNya yang tunggal bagi dunia, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal (baca  Yohanes 3:16).  Tuhan Yesus pun rela menyerahkan nyawaNya demi menebus dosa umat manusia.


     Tidak semua orang bisa mengasihi orang lain atau sesamanya secara sempurna.  Mengapa?  Karena kita memiliki pengertian yang salah tentang konsep mengasihi.  Seringkali kita berpikir bahwa kekuatan untuk mengasihi orang lain itu berasal dari dalam diri kita sendiri.  Itu salah!  Perhatikan ayat ini:  "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih."  (1 Yohanes 4:7-8).  Kasih itu berasal dari Allah.  Jadi dalam hal mengasihi orang lain  hanya diperlukan kerelaan dan kemauan dari pihak kita, kemudian Roh Kudus akan memampukan kita untuk mengasihi, terlebih-lebih mengasihi orang-orang yang membenci atau menyakiti kita.  Ada tertulis:  "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  (2 Timotius 1:7).

     Kasih yang kita bahas hari ini tidak akan ada gunanya jika ternyata kasih itu tidak kita terapkan atau praktekkan di dalam kehidupan kita sehari-hari.

FirmanNya dengan tegas menuntut kita untuk mengasihi orang lain dengan perbuatan dan tindakan nyata, bukan dengan perkataan atau ucapan saja.


Baca:  Lukas 6:27-36

"Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka."  Lukas 6:32

Seringkali kita pilih-pilih dalam mengasihi orang lain.  Kita mengasihi dengan perhitungan untung-rugi.  Kita mengasihi orang yang mengasihi kita.  Kita mengasihi orang dengan melihat derajat atau kedudukan, latar belakang, kaya-miskin, asal usul.  Jika tidak, kita pun masih pikir-pikir untuk mengasihinya, namun  "...jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian."  (Lukas 6:33).  Kasih yang demikian adalah kasih yang memandang muka  (baca  Yakobus 2:1-4).  Alkitab menyatakan,  "...jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran."  (Yakobus 2:9).

     Sebagai orang Kristen kita harus mempraktekkan kasih ini secara sempurna.  Kasih yang sempurna tidak mudah berubah dan tidak bergantung pada situasi yang ada.  "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir;  bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap."  (1 Korintus 13:8).  Ini menunjukkan bahwa kasih itu kekal.  Kenyataaannya hati kita begitu gampang kecewa, marah, tersinggung, sakit hati ketika orang yang kita kasihi tidak membalas kita.  Namun kasih yang sempurna seharusnya disertai ketulusan  (tanpa pamrih), yaitu tidak mengharapkan imbalan apa pun dari orang yang kita kasihi.  Kasih juga selalu memberi, bukan menerima;  kasih itu mengalir keluar, bukan ke dalam.  Tertulis,  "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."  (Kisah 20:35b).

     Mari kita mempraktekkan kasih itu di segala keadaan dan di mana pun kita berada sehingga kehidupan kita bisa menjadi dampak dan kesaksian yang baik bagi banyak orang, agar nama Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.  Kita bisa belajar dari kisah orang Samaria yang baik hati  (baca  Lukas 10:25-37).  Jadikan kasih sebagai gaya hidup kita setiap hari, sebab jika kita tidak punya kasih, kita tidak layak disebut sebagai pengikut Kristus  (baca  Yohanes 13:35).


"...selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."  Galatia 6:10