Mengasihi Orang Lain



Baca:  Roma 12:9-21

"Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat."  Roma 12:10







        Tanda dari seseorang yang telah lahir baru (manusia baru) adalah memiliki kasih.  Sebagai orang percaya kita ini adalah ciptaan baru di dalam Kristus (baca 2 Korintus 5:17).  Yang menjadi pertanyaan:  sudahkah kita menjadi orang Kristen yang penuh dengan kasih?  Ini perlu ditanyakan karena kekristenan tidak dapat dipisahkan dari kasih.  Mengapa pula hingga detik ini kita masih saja menjadi orang yang egois, pendendam, punya sakit hati, kebencian, kepahitan dan tidak bisa mengampuni kesalahan orang lain?  Alkitab dengan jelas menyatakan:  "Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya."  (1 Yohanes 4:20).


     Mengasihi orang lain atau sesama kita adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya.  Karena itu kita tidak boleh mengabaikan hal ini, sebab mengasihi orang lain juga merupakan balasan kasih yang telah diberikan Tuhan kepada kita.  Kasih itu juga bersifat aktif, artinya mendahului, bukan menunggu atau membalas.  Kebanyakan dari kita baru mau mengasihi setelah dikasihi, baru mau memberi setelah diberi.  Namun tertulis:  "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."  (Matius 7:12).

     Mengasihi sesama berarti mengasihi orang lain tanpa melihat latar belakang mereka (ras, suku, bangsa, status sosial).  Dalam Galatia 6:10 dikatakan:  "...marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."  Mengapa 'kawan-kawan seiman' lebih diutamakan?  Bukankah terdengar seperti "pilih-pilih kasih"?  Namun ini berarti kita menjadikan saudara seiman yang adalah satu dalam keluarga Kerajaan Allah sebagai tempat pertama untuk kita berlatih atau mempraktekkan kasih itu sebelum kita melangkah keluar untuk mengasihi orang-orang di luar Tuhan.  Bagaimana kita bisa mengasihi orang-orang di luar sana jika terhadap saudara seiman atau rekan sesama anggota jemaat Tuhan saja kita tidak mau peduli dan masih menutup mata?


Baca:  Markus 12:28-34

"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."  Markus 12:31

      Tuhan tidak pernah memberikan perintah untuk mengasihi diri sendiri dan mengabaikan orang lain, tetapi untuk mengasihi satu sama lain.  Namun secara naluriah semua manusia memiliki kecenderungan untuk mengasihi diri sendiri dan hidup berpusat pada diri sendiri.  Dari situlah kemudian Tuhan membuat suatu perintah:  sebagaimana manusia mengasihi dirinya sendiri demikianlah hendaknya manusia mengasihi sesamanya.

     Karena kita adalah pengikut Kristus maka kita wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup  (baca  1 Yohanes 2:6), yaitu mengikuti teladanNya;  salah satunya dalam hal kasih.  Alkitab menulis:  "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).  Ketika berada di bumi fokus pelayanan Tuhan Yesus adalah melayani jiwa-jiwa dengan penuh kasih, seperti tertulis:  "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala."  (Matius 9:36).  Melihat orang lapar, hatiNya tergerak oleh belas kasihan dan diberiNya mereka makan;  banyak orang sakit disembuhkan dan dipulihkanNya;  orang yang buta dicelikkanNya, bahkan orang yang mati sanggup Ia bangkitkan.  Dia tidak pernah menolak siapa pun yang mau datang kepadaNya.  TanganNya selalu terbuka bagi semua orang:  "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."  (Matius 11:28).  Bukan hanya itu, Ia juga rela mengorbankan hidupNya, mati di atas kayu salib demi menebus dosa umat manusia.  Bukti bahwa kita mengasihi Tuhan adalah mengasihi sesama kita.  Semakin besar kita mengasihi Tuhan semakin besar pula kasih yang akan kita salurkan kepada sesama kita.  Sebaliknya bila kasih kita kepada Tuhan itu kecil, maka kecil pula kasih kita kepada orang lain, kita sulit untuk bisa mengasihi sesama kita.

     Mengasihi selalu berbuahkan perbuatan-perbuatan baik;  mengasihi berarti membalas kejahatan dengan kebaikan, mampu berbuat baik kepada orang yang menyakiti kita;  mengasihi berarti memberi, bukan hanya menerima.


Kita tidak layak disebut sebagai pengikut Kristus jika kita tidak bisa mengasihi orang lain!