Berdoa Bagi Bangsa



Baca:  Nehemia 2:1-10

"Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"  Nehemia 2:3






       Tak seorang pun dari kita yang tidak bisa berdoa, bukan?  Namun banyak orang Kristen yang tidak berdoa.  Alasannya klise:  capai, sibuk dan tidak ada waktu?  Benarkah?  Bukankah kita diberi waktu selama 24 jam dalam sehari?  Apakah kesemuanya habis untuk aktivitas kita?  Jika kita bisa menyediakan waktu untuk bersantai, rekreasi, shopping ke mall, menyalurkan hobi, kongkow-kongkow dengan teman, masakan kita tidak punya waktu untuk berdoa?  Beratkah kita menyediakan waktu setengah atau satu jam saja dalam sehari untuk berdoa?  Ternyata jika ada masalah berat melanda kita langsung 'tancap gas' berdoa terus-menerus.  Namun setelah masalah selesai kita kembali ke asal:  malas berdoa.  Tuhan Yesus mengingatkan,  "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Matius 26:41).

     Berdoa adalah tugas paling dasar bagi orang Kristen.  Orang Kristen yang tekun berdoa adalah orang Kristen yang normal.  Seringkali kita hanya berdoa untuk kepentingan dan kebutuhan diri sendiri dan sedikit orang mau berdoa syafaat bagi orang lain:  teman, gereja, bangsa atau pun pelayanan Injil.  Nehemia, meski sudah berhasil di negeri orang, tidak pernah melupakan bangsanya.  Ketika mendengar bahwa bangsanya sedang terpuruk ia pun berdoa dan juga berpuasa untuk bangsanya.  Dengan kerendahan hati ia bersimpuh kepada Tuhan:  memohon pengampunan dan belas kasihanNya,  "berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa."  (Nehemia 1:6).

     Yang pertama kali Nehemia mohonkan kepada Tuhan adalah pengampunan atas bangsanya, sebab pengampunan adalah awal pemulihan.  Ia sangat percaya akan kekuatan doa yang pasti dapat mengubah segala sesuatu!  Tuhan berkata,  "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."  (2 Tawarikh 7:14).


Baca:  Nehemia 2:11-20

"Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun."  Nehemia 2:20

Tidak mudah bagi seseorang untuk datang menghadap kepada raja apalagi jika tidak dipanggil, karena itu sangat berisiko dan nyawa adalah taruhannya.  Tetapi Nehemia rela mempertaruhkan nyawanya demi nasib bangsanya.

     Sebelum datang menghadap raja dan menyampaikan isi hatinya ia berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan.  Hasilnya?  'Gayung pun bersambut',  "...raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku."  (Nehemia 2:8b).  Nehemia diberikan kesempatan oleh raja Artahsasta untuk menyatakan keinginannya yaitu pulang ke Yerusalem dan merencanakan pembangunan kembali kota Yerusalem.  Tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan!  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).  Dalam segala perkara Nehemia selalu melibatkan dan mengandalkan Tuhan, itulah sebabnya apa saja yang diperbuatnya selalu berhasil.  Bagaimana kehidupan doa Saudara?  Orang percaya yang berlutut di hadapan Tuhan dan membukan hatinya dalam doa serta mengakui dosa-dosanya dan bertobat pasti akan mendapat uluran tanganNya dan mendapat pertolongan.  "Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui."  (Yeremia 33:3).

     Kita melihat dan mendengar keadaan negeri kita tercinta Indonesia saat ini dengan begitu banyak permasalahan yang terjadi.  Tidakkah kita terbeban berdoa untuk pemulihan bangsa ini seperti yang dilakukan Nehemia?  Mari kita berdoa untuk pemimpin negeri, kota-kota, suku-suku bangsa yang tersebar di wilayah Indonesia tanpa terkecuali, sebab  "...kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."  (Yeremia 29:7).  Karena itu sebagai orang Kristen kita tidak boleh bersikap apatis dan hanya mementingkan diri sendiri.  Kita harus bisa menjadi terang dan garam bagi bangsa ini!  Jika semua anak Tuhan yang ada di negeri ini bersehati sepakat merendahkan diri dan berdoa kepada Tuhan, perkara yang ajaib dan dahsyat pasti terjadi, Indonesia dipulihkan dan dimenangkan bagi Tuhan.

Sediakan waktu-waktu khusus berdoa untuk bangsa Indonesia!