Renungan Kristen - Hidup dalam komitmen iman

JCKOK Renungan dan Khotbah Kristen -Renungan Kristen, Khotbah Alkitab, Download Khotbah dan Renungan

Bacaan: Matius 13 : 44 - 58

Tak ada upaya yang dapat dilakukan orang untuk dapat menjadi warga Kerajaan Surga. Semuanya hanya bisa terjadi karena anugerah melalui iman kepada Kristus.

Namun tidak semua orang bersedia memercayai Kristus karena mereka tidak memahami nilai anugerah itu. Contohnya orang-orang di tempat asal Yesus, mereka sulit memahami ke-Tuhan-an Yesus sebab Yesus memiliki latar belakang yang sama dengan mereka (54-56). Karena itu sulit bagi mereka untuk memahami asal hikmat dan kuasa Yesus dalam melakukan mukjizat. Ternyata fakta bahwa seseorang mengenal Yesus belum merupakan jaminan bahwa mereka akan mengakui ke-Tuhan-an Yesus. Maka penolakan mereka justru membuat Yesus tidak banyak menyatakan kuasa-Nya di tempat mereka (57-58).



Akan tetapi, orang yang memahami makna anugerah Kristus malah akan bersedia bayar harga. Demi imannya, orang itu akan bersedia mengurbankan segala miliknya, yang berharga sekalipun. Itulah pesan yang Yesus sampaikan melalui perumpamaan tentang harta karun dan mutiara yang indah (44-46). Namun Yesus bukan mengajarkan bahwa anugerah itu dapat diperoleh melalui pengurbanan orang yang menginginkannya. Sebab iman yang sejati akan terwujud dalam penyerahan seluruh diri kita -keberadaan, pemikiran dan hati, cita-cita dan kehendak bebas, serta apa pun yang kita miliki- kepada Allah.



Meski demikian, respons orang terhadap Yesus barulah awal dari perjalanan iman. Akan ada masa penyaringan yang menentukan apakah seseorang sudah menjadi warga Kerajaan Surga yang setia, yaitu saat penghakiman terakhir. Itulah pesan Tuhan melalui perumpamaan tentang pukat (47-50). Penghakiman terakhir akan menunjukkan siapakah yang sungguh berkomitmen untuk hidup sebagai warga Kerajaan, yaitu hidup sebagai pengikut Kristus sejati.



Maka hiduplah di dalam komitmen iman yang menyatakan penghargaan atas anugerah Kristus. Juga, buanglah segala sesuatu dalam hidup yang menghalangi pertumbuhan iman kita.

Komentar