Penyalahgunaan Simbol

Bacaan Alkitab hari ini:
1 Samuel 4
Bangsa Israel terpukul kalah dalam pertempuran melawan bangsa Filistin (4:2). Bila mereka bersikap terbuka untuk belajar dari sejarah, seharusnya mereka sadar bahwa kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran tidaklah ditentukan oleh kehebatan bertempur, melainkan oleh relasi dengan Tuhan. Bila mereka mengandalkan Tuhan, mereka akan memenangkan pertempuran. Bila mereka mengabaikan Tuhan, mereka pasti akan kalah. Saat mengalami kekalahan dalam peperangan, seharusnya mereka melakukan introspeksi diri dan bertanya kepada Tuhan. Sayangnya, mereka malahan berusaha memaksa Tuhan dengan membawa Tabut Perjanjian ke medan perang. Mereka menyangka bahwa dengan membawa tabut itu, mereka bisa memaksa Tuhan menyertai dan memberi kemenangan dalam peperangan. Ternyata bahwa dugaan mereka salah! Bangsa Israel mengalami kekalahan besar: Tiga puluh ribu orang gugur dalam pertempuran, termasuk Hofni dan Pinehas--kedua anak Imam Eli. Tabut Perjanjian yang diandalkan oleh bangsa Israel pun berhasil dirampas oleh orang Filistin.
Tabut Perjanjian adalah simbol kehadiran Allah di tengah bangsa Israel. Akan tetapi, Tabut Perjanjian sebagai simbol harus dibedakan dengan Allah yang kehadiran-Nya disimbolkan oleh Tabut Perjanjian itu. Bangsa Israel seharusnya bergantung dan berharap kepada kehadiran dan penyertaan Allah, bukan kepada Tabut Perjanjian. Bagi kita pada masa kini, kita juga harus berhati-hati agar iman kita bergantung kepada Allah, bukan kepada simbol. Misalnya, simbol salib dan ayat Alkitab tidak boleh dipakai sebagai jimat pelindung bagi orang Kristen. [P]
1 Samuel 3:11-12
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya. Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir.”

Komentar