BANGSA ISRAEL DAN SAUL: Suatu Peringatan

Baca: Mazmur 78:1-31
"dan jangan seperti nenek moyang mereka, angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah."   Mazmur 78:8











Selama tahun-tahun yang dilalui di padang gurun, bangsa Israel selalu menunjukkan kedegilan dan pemberontakannya kepada Tuhan.  Akibatnya mereka mati di sana.  Karena itu pemazmur menuliskan hal ini sebagai pelajaran yang berharga agar kita bisa bercermin dari kegagalan bangsa Israel tersebut.

     Bangsa Israel gagal karena enggan melakukan perintah Tuhan!  Memang mereka berseru-seru kepada Tuhan saat terjepit, bahkan menanggapi perintahNya dengan ketaatan sampai segala sesuatunya baik dan dipulihkan.  Namun berulangkali pula mereka memberontak.  Tindakan mereka seperti suatu siklus, sampai-sampai Tuhan menyebut mereka  "...suatu bangsa yang tengkuk."  (Keluaran 32:9).  Tegar tengkukbisa diartikan:  keras kepala, sulit ditangani atau diajak bekerja sama, suka memberontak, menolak untuk patuh dan tidak dapat diatur.  Pemberontakan atau ketidaktaatanlah akar kegagalan mereka.  Andaikan mereka selalu taat, betapa mulia mereka jadinya, sehingga tidak perlu mati di padang gurun karena tidak tunduk pada kehendak Tuhan.

     Ketaatan atau ketidaktaatan sama-sama mendatangkan akibat.  Ketaatan membuka pintu kesempatan bagi kita mengalami dan menikmati janji Tuhan.  Sebaliknya, ketidaktaatan semakin menutup pintu berkat, tapi membuka gerbang kehancuran.  Saul adalah contoh orang yang diberi kesempatan menadi raja Israel.  Sayang Saul tidak mampu mempertahankan kedudukan dan kehormaatannya karena pemberontakan dan kedegilan hatinya.  Berkatalah Samuel kepada Saul,  "Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan?  Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.  Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.  Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."  (1 Samuel 15:22-23).

Hari ini, kita dihadapkan pada pilihan hidup:  taat mendatangkan berkat atau ketidaktaatan yang membuat kita kehilangan berkat.  Pilih yang mana?

Komentar