DUNIA PERJANJIAN BARU: LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI

Daftar Isi
1.    Pendahuluan
1.    Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru
1.    Latar Belakang
2.    Definisi
3.    Tujuan
2.    Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru
3.    Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru
2.    Latar Belakang Politik, Sosial dan Ekonomi Dunia Perjanjian Baru
1.    Latar Belakang Politik
1.    Masa Peralihan: Masa Sesudah Perjanjian Lama dan Sebelum Perjanjian Baru
2.    Masa Pemerintahan Romawi
2.    Latar Belakang Sosial
3.    Latar Belakang Ekonomi
1.    Mata uang
2.    Arus perjalanan
3.    Arus perdagangan
Doa
LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI DUNIA PERJANJIAN BARU
 
A. Pendahuluan
1.    Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru
Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru, yang kadang disebut juga Ilmu Pengantar Perjanjian Baru, adalah bagian dalam Ilmu Teologia Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke-19. Sumbangsih ilmu ini sangat besar khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita menyelidiki dan menafsirkan Alkitab secara bertanggung jawab.
1.    Latar Belakang
Mengapa diperlukan pengetahuan khusus untuk dapat menginterpretasikan Alkitab dengan tepat? Orang Kristen sering mendapati bahwa mengerti isi Alkitab tidaklah mudah, karena ada jurang pemisah yang cukup besar baik dalam hal waktu penulisan maupun dalam latar belakang dan budaya antara zaman Perjanjian Baru dan pembaca sekarang. Oleh karena itu dengan mengetahui informasi yang cukup tentang segala sesuatu sekitar latar belakang penulis dan penulisannya, maka hal ini akan dapat membantu kita menjembatani jurang pemisah itu.
2.    Definisi
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pembimbing dan Pengetahuan Perjanjian Baru adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari latar belakang sejarah dan budaya sekitar zaman Perjanjian Baru, yaitu zaman ketika Tuhan Yesus dan rasul-rasul masih hidup. Secara khusus akan dipelajari pula latar belakang penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru, yaitu tentang penulis, penerima, tahun dan tempat penulisan, dan hal-hal yang penting sehubungan dengan tema dan tujuan penulis menuliskan kitab-kitab Perjanjian Baru.
3.    Tujuan
Tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru adalah untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru dan penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru sehingga dapat memperkaya wawasan kita dalam memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat terhadap isi dan pengertian Firman Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru.
2.    Pembagian Ilmu Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Baru
Drs. M.E. Duyverman, dalam bukunya Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, membagi ilmu ini menjadi 2 bagian, yaitu:
1.    Ilmu Pembimbing Khusus
Ilmu yang memeriksa seluk beluk kitab-kitab Perjanjian Baru satu persatu, dengan mengajukan serentetan pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini:
§  Siapakah penulis kitab tersebut?
§  Kapankah dan di manakah kitab tersebut ditulis?
§  Kepada siapakah dan dengan maksud apakah kitab tersebut ditulis?
2.    Ilmu Pembimbing Umum
Ilmu yang memeriksa kitab-kitab Perjanjian Baru secara keseluruhan, termasuk di dalamnya adalah Ilmu Salinan (textual criticism) dan Kanonisasi.
3.    Pembagian Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru
Seluruh jumlah kitab kanon Perjanjian Baru adalah 27 kitab dan biasanya digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1.    Kitab-kitab Sejarah : 4 Kitab-kitab Injil dan 1 Kisah Para Rasul
2.    Kitab Surat-Surat:
1.       13 Surat-surat Paulus dan 1 Surat Ibrani
2.       7 Surat-surat Am (Umum)
3.    Kitab Eskatologi: Kitab Wahyu
 
B. Latar Belakang Politik, Sosial Dan Ekonomi Dunia Perjanjian Baru
1.    Latar Belakang Politik
1.    Masa Peralihan: Masa Sesudah Perjanjian Lama dan Sebelum Perjanjian Baru
Masa-masa sesudah Perjanjian Lama dan sebelum Perjanjian Baru sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatan-nya diam, Allah bekerja di balik sejarah umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.
Masa "sesudah Perjanjian Lama dan sebelum Perjanjian Baru" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau zaman Intertestamental yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Pada waktu itu bangsa Israel yang telah dipulihkan mengalami berbagai gangguan politik yang sangat serius untuk sementara waktu. Setelah Aleksander Agung menaklukkan Imperium Persia, para pangeran dan jenderal Yunani berjuang untuk merebut hak untuk memerintah Timur Dekat. Raja Antiokhus III dari wangsa Seleukus merebut Palestina dari Mesir pada tahun 198 SM dan berusaha menjadikannya sebuah pangkalan untuk membangun suatu imperium baru di Timur. Akan tetapi, Antiokhus III bukanlah tandingan bagi legiun-legiun Roma. Mereka mengalahkan bala tentaranya pada tahun 190 SM dan menjadikannya penguasa boneka dalam rangkaian pemimpin Roma.
Keluarga Makabeus memulai perang saudara melawan para penguasa Seleukus dan merebut Yerusalem pada tahun 164 SM. Akan tetapi, baru pada tahun 134 SM mereka mampu menghalau sama sekali orang-orang Seleukus dari urusan mereka. Pada tahun itu, Yohanes Hirkanus I dari keluarga Makabeus mendirikan wangsanya sendiri yang dikenal sebagai wangsa Hasmoneus. Mereka berkuasa sampai tahun 37 SM, ketika Roma menetapkan keluarga Herodes sebagai pemerintah boneka yang baru di Palestina. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru. Dari catatan kitab-kitab Makabe dan tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini:
1.    Bangsa Yahudi/Ibrani
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun, justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Sementara mereka tersebar kemana-mana, mereka juga membawa kegiatan agama mereka ke segala tempat yang mereka datangi. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monoteisme dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk memelihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.
2.    Bangsa Yunani
Bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Untuk mengokohkan setiap kemenangannya ia menetapkan bahasa Yunani sebagai bahasa sehari-hari serta setiap kebudayaan Yunani dijadikan sebagai pola pemikiran dan kehidupan. Sehingga, bahasa Yunani menjadi bahasa yang umum pada saat itu yang mempersatukan daerah Asia, Eropa dan Afrika. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab Perjanjian Baru dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat.
3.    Bangsa Romawi
Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Kerajaan Romawi membangun perluasan kekaisaran dunia dan jalan-jalan raya yang telah membuka kemungkinan bagi seorang untuk mencapai semua bagian dalam kerajaan itu dengan mudah. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru.
2.    Masa Pemerintahan Romawi
Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara Romawi berdiri pada tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar pada tahun 265 SM.
Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada masa Perjanjian Baru:
1.    Agustus (27 SM - 14 M). Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang oleh Kaisar Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina.
2.    Tiberius (14-37 M). Ia memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati.
3.    Caligula (37-41 M). Kaisar yang menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen mula-mula yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar.
4.    Nero (54-68 M). Kaisar yang kejam dan semena-mena menganiaya orang Kristen. Paulus dan Petrus mati syahid pada masa pemerintahannya.
5.    Vespasian (69-79 M). Pada masa pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah.
6.    Domitianus (81-96 M). Melakukan penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen. Memerintah pada masa tua Rasul Yohanes.
Palestina menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63 SM. Kisah dalam Perjanjian Baru diawali dari masa pemerintahan Herodes (37 SM - 4 M) yang ditunjuk oleh pemerintah Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan dipimpin oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri. (Lihat: Kisah Para Rasul 13:7; 18:12; Matius 27:11)
Daerah-daerah jajahan (provinsi) ini biasanya mendapat kebebasan (otonomi) untuk berdiri sendiri. Kebebasan agama pun juga diberikan kepada mereka (religio licita). Penarikan pajak juga diserahkan kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma.
2.    Latar Belakang Sosial
Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswasta kecil lainnya.
Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb.: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.
3.    Latar Belakang Ekonomi
Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Barang-barang mahal adalah hasil impor negara-negara lain.
1.    Mata uang
Fungsi uang, keuangan, dan ilmu ekonomi mungkin kelihatan sangat sulit untuk dimengerti. Sebenarnya, tidaklah demikian. Uang berarti apa saja yang dapat diangkut dan ditukar dengan mudah. Uang logam, mata uang, dan permata adalah bentuk-bentuk uang. Keuangan adalah pengelolaan uang. Ilmu ekonomi adalah telaah terhadap apa yang dilakukan uang.
Dulu tidak ada uang kertas atau uang logam. Setiap orang melakukan tukar menukar dengan cara barter. Mereka menukar barang berharga yang satu untuk barang berharga yang lain. Logam mulia seperti emas, perak, dan tembaga sering kali ditukar untuk memperoleh barang lain. Kemudian, logam-logam ini dijadikan uang logam standar. Alkitab tidak memberi tahu mengenai langkah-langkah perkembangan ini. Sebaliknya, Alkitab menunjukkan bahwa kedua sistem perdagangan barter dan penggunaan uang logam ini dipakai pada waktu yang hampir bersamaan.
Di dalam Alkitab terdapat beberapa keterangan tambahan yang menarik tentang pengembangan uang. Bahkan Alkitab memberikan prinsip-prinsip mendasar untuk menggunakan uang dan mengelolanya.
Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus (pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Matius 20:2). Tetapi karena pemerintahan provinsi diizinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Matius 21:12). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.
2.    Arus perjalanan
Arus perjalanan sangat lancar zaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas. Setiap bangsa-bangsa dapat menggunakan jalan-jalan untuk perdagangan dan perhubungan, dan juga sebagai jalur-jalur militer pada masa perang.
3.    Arus perdagangan
Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian. Para pedagang membawa kafilah unta dan keledai mereka sampai ke daerah-daerah yang jauh tanpa memikirkan waktu yang dihabiskan dalam mengadakan perjalanan. Kadang-kadang mereka tinggal satu tahun atau lebih di negeri-negeri lain untuk menjajakan barang dagangan mereka.