KANON DAN KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU

Bacaan Alkitab

  1. Kanon Perjanjian Baru
    1. Pengertian Kanon
    2. Sejarah Kanon Perjanjian Baru
    3. Daftar Kanon Perjanjian Baru
    4. Kanon Injil dan Kisah Para Rasul
  2. Kitab-kitab Perjanjian Baru
    1. Nama
    2. Isi
    3. Susunan Kitab-kitab Perjanjian Baru
    4. Periode Perjanjian Baru

KANON DAN KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU
Bacaan Alkitab: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2 Timotius 3:16)
  1. Kanon Perjanjian Baru
Kitab-kitab dari Alkitab dikumpulkan secara bertahap dalam kurun waktu kurang lebih 1500 tahun. Penulisannya oleh orang-orang yang berbeda, dalam berbagai bahasa (Ibrani, Aram dan Yunani) serta di tempat yang berbeda juga (Mesopotamia, Babilonia, Mesir, Palestina, Roma dan Yunani).
Pengumpulan naskah-naskah Perjanjian Baru terjadi sebagai proses pimpinan Roh Kudus dalam memelihara hasil inspirasi yang dituliskan oleh para penulis Alkitab. Pengumpulan naskah-naskah Perjanjian Baru yang akhirnya diterima sebagai kitab-kitab Perjanjian Baru dalam Alkitab disebut sebagai Kanonisasi. Melalui beberapa peristiwa, penyeleksian penyusunan daftar kitab (kanon) itu akhirnya diterima gereja.
    1. Pengertian Kanon
Kanonisasi Alkitab adalah pengakuan pada buku-buku yang benar-benar merupakan bagian dari Kitab Suci - Yakni yang diilhami oleh Allah, dan pengesahannya sebagai kumpulan tulisan suci yaitu Firman Allah dalam bahasa manusia, karena di dalamnya memuat Sabda Allah yang tertulis. Sabda inilah yang menyatakan kasih Allah dan kehendak Allah yang bermanfaat bagi umat manusia di segala zaman.
Kata kanon berasal dari kata Yunani kanon, artinya buluh. Karena pemakaian "buluh" dalam kehidupan sehari-hari zaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga berarti sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris.
Namun pada abad ke-4, Athanasius memberikan arti teologis bahwa kanon dipakai untuk menunjuk kepada Alkitab. Sehingga artinya adalah: Daftar naskah kitab-kitab dalam Alkitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu yang diterima oleh Gereja Tuhan sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah dan memiliki otoritas penuh dan mutlak terhadap iman Kristen dan perbuatannya.
    1. Sejarah Kanon Perjanjian Baru
Bagian ini adalah tulisan suci umat Kristiani yang ditulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umat Kristiani yang baru mengenal Kristus dan ajaran-Nya, dan untuk menentang ajaran-ajaran yang salah. Mulanya orang-orang Kristiani melanjutkan kebiasaan membaca dari Perjanjian Lama. Pengikut-pengikut Yesus yang mengenal Yesus semasa hidup-Nya dapat mengisahkan riwayat Yesus dan ajaran-Nya. Tetapi setelah rasul-rasul Yesus meninggal dunia, tulisan-tulisan mengenai Yesus dan ajaran-Nya makin bertambah peranannya.
Buku-buku yang termasuk dalam Perjanjian Baru ini, ditulis dalam jangka waktu kurang lebih 60 tahun dan ditulis dalam bahasa Yunani Koine yaitu bahasa Yunani sehari-hari (bukan bahasa sastra). Dengan demikian Perjanjian Baru melengkapi Perjanjian Lama yaitu dengan memberikan panduan tentang bagaimana membentuk gereja, petunjuk-petunjuk mengenai ajaran-ajaran dan patokan kepercayaan gereja. Dengan demikian Alkitab Kristiani sekarang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Seperti halnya Kanon Ibrani, Perjanjian Baru pun di kanonkan dengan tujuan yang sama. Surat-surat Paulus telah dipakai dalam kebaktian-kebaktian jemaat dan dibacakan sebagai khotbah. Pada tahun 95 Masehi surat-surat ini dikumpulkan dan menjadi bagian yang baku dalam kebaktian-kebaktian jemaat, begitu juga dengan Kisah Para Rasul. Surat Yakobus, Petrus, Yohanes, dan Yudas yang juga dipakai dalam kebaktian-kebaktian jemaat, ditambahkan pada surat-surat Paulus dan menjadi satu kumpulan surat pada tahun 100-105.
    1. Daftar Kanon Perjanjian Baru
Beberapa Daftar Kanon PB yang pernah berlaku dalam sejarah gereja:
      1. Daftar Marcion
Daftar buku Perjanjian Baru yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat yang bernama Marcion. Menurut Marcion, kitab Perjanjian Lama harus ditolak dan juga kitab-kitab Perjanjian Baru yang dipengaruhi oleh Yudaisme. Karena menurutnya, Allah Perjanjian Lama mempunyai status yang lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian:
        1. Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme)
        2. 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus, Efesus (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.
      1. Daftar Muratori
Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan "Fragmen Muratori", berasal dari Roma pada akhir abad ke-2. Pada daftar kanonnya dimasukkan:
        1. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
        2. 9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan.
        3. 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).
      1. Konsili Hippo (393 M) dan Konsili Kartago (397 M)
Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitab-kitab Perjanjian Baru yang kita pakai sekarang. Penerimaan mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-kitab itu sebagai yang diinspirasikan oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kitab-kitab tersebut telah umum digunakan oleh gereja-gereja saat itu.
    1. Kanon Injil dan Kisah Para Rasul
Kisah dari mulut ke mulut tentang Yesus Kristus dituliskan antara tahun 70-100 M. Injil Markus, Matius dan Lukas yang disebut Injil Sinoptik, ditulis lebih awal daripada Injil Yohanes. Injil (b. Yunani "euanggelion" yang artinya Kabar Baik) sudah banyak di pakai oleh masyarakat Kristiani. Keempat Injil itu dikumpulkan dan dibakukan pada tahun 150. Akhirnya pada tahun 180, Injil dan surat-surat digabungkan menjadi satu pengakuan kepercayaan dan sumber iman Kristiani.
Pada mulanya kitab-kitab Injil itu merupakan satu kumpulan kitab dalam bentuk tunggal, tetapi dilaporkan sebagai "Menurut Matius", "Menurut Markus" dsb. Tapi pada tahun 115 M, Ignatius mengenal lebih dari satu Injil, jadi mungkin yang dimaksud adalah kumpulan Injil-injil.
Sekitar tahun 170 M, seorang bernama Tatianus membuat Injil rangkap empat menjadi satu cerita yang bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-injil" (Diatessaron), salah satu bentuk yang disukai banyak orang.
Walaupun ada lebih dari 4 Injil yang dikenal zaman itu (mis. Injil Barnabas dll.), tapi Ireneus berkata bahwa tidak ada Injil lain selain 4 Injil yang sudah dikenal (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Ia berkata, seperti halnya 4 arah mata angin, maka gereja juga mempunyai 4 Injil sebagai tiang penyangga gereja.
Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik karena penulisnya sama dengan Injil ketiga (Lukas). Kedudukan kitab ini penting dalam kanon Perjanjian Baru karena merupakan kitab yang sentral, menjadi penghubung antara kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.
  1. Kitab-kitab Perjanjian Baru
    1. Nama
Nama Perjanjian Baru berasal dari bahasa Latin Novum Testamentum. Istilah Testament atau covenant (bhs. Inggris) ini, artinya persetujuan antar dua pihak yang mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji.
Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah "He Kaine Diatheke", artinya pesan atau wasiat terakhir, yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat diubah. Oleh karena itu makna kata "Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis yang merupakan wujud persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.
    1. Isi
Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru yang diwujudkan dalam catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan pada pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat dibagi sbb:
      1. Buku-buku yang berisi sejarah: Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul; menceritakan tentang kehidupan dan kematian Yesus dan riwayat para pengikut-Nya setelah Yesus diangkat ke surga.
      2. Buku-buku yang berisi pengajaran doktrin: Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan Rasul-rasul lain; surat-surat itu khususnya ditujukan kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok iman Kristen serta pelaksanaan hidup Kristen.
      3. Buku yang berisi nubuat: Kitab Wahyu; mengungkapkan nubuatan masa kini dan masa yang akan datang melalui penglihatan dan pengalaman supranatural.
    1. Susunan Kitab-kitab Perjanjian Baru
Walaupun pembagian menurut isi penulisan ini tidak mengikuti rencana kronologisnya, pembagian itu mencerminkan susunan logis rencana kerja Allah. Pertama, kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul merupakan sejarah pokok yang diperlukan untuk mengerti dan menghargai kitab-kitab yang selanjutnya. Riwayat hidup Kristus dan asal mula Gereja merupakan landasan. Kisah si pendiri diperlukan sebelum kita memandang bangunan yang didirikan di atasnya. Gereja "dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru" (Efesus 2:20).
Matius - "Yesus Kristus Raja orang Yahudi" diperkenalkan. Dalam kitab Injil ini tercatat penggenapan banyak nubuat Perjanjian Lama dan kedatangan Mesias. Ajaran Kristus di titik beratkan.
Markus - gambaran Yesus sebagai "Hamba Allah". Dia sibuk melakukan pekerjaan Bapa-Nya, demikianlah Markus menekankan pekerjaan Kristus, dan terutama pekerjaan penebusan-Nya.
Lukas - gambaran Yesus sebagai "Anak Manusia", teladan kemanusiaan yang sempurna. Dia memberikan nyawanya "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (19:10). Rasa simpati dan kebaikan hati Kristus dititik beratkan.
Yohanes - menampilkan Yesus sebagai "putra Allah", Firman kekal yang datang untuk menyatakan Allah kepada manusia. Injil ini memberi tekanan akan hubungan Kristus dengan orang-orang yang ada di sekeliling-Nya, hubungan-hubungan pribadi yang mengubah hidup orang-orang yang bertemu dengan-Nya. Orang yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Dialah Anak Allah, memperoleh hidup kekal.
Kisah para Rasul - ini lanjutan Injil Lukas dan mengisahkan Kristus yang 'Bangkit' bekerja melalui para rasul-Nya yang telah diberi kuasa oleh Roh Kudus. Tema kitab sejarah gereja yang pertama ini ialah asal mula Gereja, yaitu tubuh Kristus, dan perluasannya sampai ke ujung bumi.
Kemudian, surat-surat kiriman Perjanjian Baru, memberi penafsiran pribadi dan pekerjaan Kristus, serta menerapkan ajaran-ajaran-Nya kepada hidup pribadi orang percaya. Sekurang-kurangnya ada tiga belas surat kiriman yang ditulis oleh Rasul Paulus. Kebanyakan dituliskan dalam bentuk surat. Kedua puluh satu surat kiriman itu memberitahukan nama penulisnya, kecuali Ibrani dan ketiga surat Yohanes.
Sembilan dari surat-surat Paulus ditujukan ke gereja-gereja; empat ditujukan kepada perorangan. Kebanyakan dari surat-surat tersebut menguraikan masalah-masalah yang timbul di gereja (kecuali surat Efesus). Ada beberapa yang bernada sangat akrab (Filipi dan II Korintus); yang lain mempunyai gaya yang lebih resmi dan mirip sebuah tesis, dan dalam unsur-unsur pokoknya (tidak termasuk pembukaan dan penutup yang biasanya bersifat pribadi) menunjukkan nada yang praktis. Mungkin surat Roma merupakan contoh yang terkemuka dari jenis ini. Selanjutnya, isi surat-surat kiriman Paulus itu beraneka ragam dan juga gabungan antara bagian ajaran dengan bagian praktisnya itu seimbang.
Surat-surat kiriman lainnya, walaupun penulisnya bermacam-macam, dapat dikelompokkan dengan baik di bawah dua judul utama. Ada beberapa yang terutama membicarakan masalah penderitaan (Ibrani, Yakobus, dan I Petrus), sedangkan sisanya membicarakan masalah ajaran palsu (I dan II Petrus, I, II, III Yohanes dan Yudas). Sementara abad pertama makin lanjut, kedua masalah ini menjadi semakin gawat. Mula-mula aniaya itu dilancarkan oleh orang-orang Yahudi sendiri, tetapi kemudian (setelah tahun 64 M) dari pemerintah Romawi juga. Kristus telah memperingatkan pengikut-pengikut-Nya akan timbulnya Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu (Matius 24:24), dan Paulus mengatakan hal yang sama kepada penatua-penatua di Jemaat Efesus (Kisah para Rasul 20:29,30). Pada waktu Yohanes menuliskan surat-surat kirimannya, golongan Gnostik (guru-guru yang mengaku memiliki jenis pengetahuan filsafat agama yang luar biasa) sedang mengganggu gereja. Surat-surat kirimannya merupakan jawaban terhadap ajaran sesat tersebut.
Akhirnya, terdapat kitab nubuat Perjanjian Baru yang terkenal, yaitu kitab Wahyu (Apokaliptein atau penyingkapan) Yesus Kristus. Seperti halnya kitab nubuat Daniel dalam Perjanjian Lama, sebagian besar isi kitab Wahyu ini menguraikan penghukuman Allah pada akhir zaman terhadap "semua orang yang diam di atas bumi." Dalam Wahyu klimaks penebusan digambarkan. Kata-kata Paulus yang pernah diucapkan sebelumnya bahwa rencana Allah ialah "mempersatukan di dalam Kristus...segala sesuatu" (Efesus 1:10), telah menjadi kenyataan ketika Yohanes menulis, "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang di urapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai Raja sampai selama-lamanya" (Wahyu 11:15).
Demikianlah Perjanjian Baru diberikan kepada kita. "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya" (Ibrani 1:1,2).
    1. Periode Perjanjian Baru
Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia penulisannya, tetapi kronologi peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa dalam Perjanjian Baru dapat dibagi menjadi 3 periode waktu:
      1. Periode Kelahiran (5 SM - 30 M): Masa kehidupan Yesus diuraikan dalam kitab-kitab Injil.
      2. Periode Perkembangan (30 M - 60 M): Masa perkembangan karya kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat non-Yahudi.
      3. Periode Pemantapan (60 M - 100 M): Masa ini (60 M - 100 M) tidak banyak diketahui, tapi yang jelas banyak tulisan-tulisan para Rasul dan juga kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.