Jangan Sepelekan Kesabaran TUHAN



Baca:  Ezra 9

"Tetapi sekarang, ya Allah kami, apa yang akan kami katakan sesudah semuanya itu?  Karena kami telah meninggalkan perintah-mu,"  Ezra 9:10








Apakah Saudara orang yang sabar?  Sabarkah kita terhadap suami atau isteri yang cerewet?  Cukup sabarkah kita menghadapi teman kerja di kantor yang bekerja semaunya sendiri dan bawahan yang selalu membantah bila ditegur?  Sabarkah kita ketika pelayanan yang kita lakukan selama ini sepertinya kurang dihargai?  Sejauh mana kesabaran kita menanti-nantikan jawaban dari Tuhan?  Ternyata menjadi orang yang sabar saat menghadapi segala sesuatu itu tidak mudah.

     Ketidaksabaran memang menjadi sifat alamiah dari manusia.  Namun ada satu Pribadi yang sangat sabar, Dialah Tuhan kita!  Sungguh, tidak ada pribadi yang lebih sabar menghadapi kita selain daripada Tuhan.  Dia sangat sabar terhadap setiap orang.  Seberapa pun seseorang telah menyimpang dari firmanNya dan memberontak kepada Dia, apabila ia sadar, datang kepadaNya dan merendahkan diri, Tuhan pun menyambutnya dengan penuh kasih, seperti dikatakan,  "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka,..." (2 Tawarikh 7:14).  Begitu pula ketika bangsa Israel mulai sadar dari ketidaksetiaan mereka dan mengakui dosa-dosanya.  Ezra pun sampai berdoa demikian,  "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menegadahkan mukaku kepada-Mu, ya Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit." (Ezra 9:6).  Berkali-kali bangsa Israel memberontak dan berkali-kali pula mereka menyatakan penyesalannya.  Namun Tuhan tetap menunjukkan kasih dan kesabaranNya.

     Seringkali kesabaran Tuhan kita sepelekan, lalu kita berucap dalam hati,  "Tuhankan sabar dan penuh kasih.  Aku berbuat dosa berkali-kali tidak mengapa, toh nanti aku minta ampun lagi dan Dia pasti mengampuni!"  Ini adalah hasutan Iblis supaya kita mau berkompromi dengan dosa!  Ingat, setiap dosa selalu ada konsekuensinya.
"Tuhan tidak lalai menepati janji-nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  2 Petrus 3:9

Ezra 9
9:1Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan berkata: "Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yakni dari orang Kanaan, orang Het, orang Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori.
9:2Karena mereka telah mengambil isteri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu."
9:3Ketika aku mendengar perkataan itu, maka aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan aku mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun.
9:4Lalu berkumpullah kepadaku semua orang yang gemetar karena firman Allah Israel, oleh sebab perbuatan tidak setia orang-orang buangan itu, tetapi aku tetap duduk tertegun sampai korban petang.
9:5Pada waktu korban petang bangkitlah aku dan berhenti menyiksa diriku, lalu aku berlutut dengan pakaianku dan jubahku yang koyak-koyak sambil menadahkan tanganku kepada TUHAN, Allahku,
9:6dan kataku: "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menengadahkan mukaku kepada-Mu, ya Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit.
9:7Dari zaman nenek moyang kami sampai hari ini kesalahan kami besar, dan oleh karena dosa kami maka kami sekalian dengan raja-raja dan imam-imam kami diserahkan ke dalam tangan raja-raja negeri, ke dalam kuasa pedang, ke dalam penawanan dan penjarahan, dan penghinaan di depan umum, seperti yang terjadi sekarang ini.
9:8Dan sekarang, baru saja kami alami kasih karunia dari pada TUHAN, Allah kami yang meninggalkan pada kami orang-orang yang terluput, dan memberi kami tempat menetap di tempat-Nya yang kudus, sehingga Allah kami membuat mata kami bercahaya dan memberi kami sedikit kelegaan di dalam perbudakan kami.
9:9Karena sungguhpun kami menjadi budak, tetapi di dalam perbudakan itu kami tidak ditinggalkan Allah kami. Ia membuat kami disayangi oleh raja-raja negeri Persia, sehingga kami mendapat kelegaan untuk membangun rumah Allah kami dan menegakkan kembali reruntuhannya, dan diberi tembok pelindung di Yehuda dan di Yerusalem.
9:10Tetapi sekarang, ya Allah kami, apa yang akan kami katakan sesudah semuanya itu? Karena kami telah meninggalkan perintah-Mu,
9:11yang Kauperintahkan dengan perantaraan hamba-hamba-Mu, para nabi itu, dengan berfirman: Negeri yang kamu masuki untuk diduduki adalah negeri yang cemar oleh karena kecemaran penduduk negeri, yakni oleh karena kekejian yang mereka lakukan dengan segala kenajisan mereka di segenap negeri itu dari ujung ke ujung.
9:12Jadi sekarang janganlah kamu memberikan anak-anak perempuanmu kepada anak lelaki mereka, ataupun mengambil anak-anak perempuan mereka untuk anak-anak lelakimu. Janganlah kamu mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka untuk selama-lamanya, supaya kamu menjadi kuat, mengecap hasil tanah yang baik, dan mewariskan tanah itu kepada anak-anakmu untuk selama-lamanya.
9:13Sesudah semua yang kami alami oleh sebab perbuatan kami yang jahat, dan oleh sebab kesalahan kami yang besar, sedangkan Engkau, ya Allah kami, tidak menghukum setimpal dengan dosa kami, dan masih mengaruniakan kepada kami orang-orang yang terluput sebanyak ini,
9:14masakan kami kembali melanggar perintah-Mu dan kawin-mengawin dengan bangsa-bangsa yang keji ini? Tidakkah Engkau akan murka kepada kami sampai kami habis binasa, sehingga tidak ada yang tinggal hidup atau terluput?
9:15Ya TUHAN, Allah Israel, Engkau maha benar, sebab kami masih dibiarkan tinggal sebagai orang-orang yang terluput, seperti yang terjadi sekarang ini. Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu."