APA YANG KITA LIHAT: Mempengaruhi Hati dan Kehidupan (bgn.1-2)



Baca:  Mazmur 119:17-24

"Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu."  Mazmur 119:18










Mata adalah bagian dari tubuh kita yang sangat berharga.  Dengan mata, kita bisa melihat bunga-bunga yang merekah di taman, dedaunan yang berwarna hijau, ranumnya warna buah jambu di pohon.  Dengan mata, kita tinggal di kota-kota besar dapat melihat gedung-gedung pencakar langit, mal yang kian menjamur dan sebagainya.  Dengan mata, kita pun tahu bahwa hari ini matahari bersinar dengan teriknya, atau langit sedang berawan dan tampak kelabu pertanda akan segera turun hujan.  Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mata bagi kehidupan manusia.  Oleh karena itu kita harus benar-benar menjaga dan memelihara mata ini dengan baik.

     Tuhan juga menyatakan melalui firmanNya,  "Mata adalah pelita tubuh.  Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;  jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.  Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu."  (Matius 6:22-23).  Kita bisa melihat hal yang baik dan yang tidak baik melalui mata, karena itu kita harus menjaga fungsi mata kita dengan segala kewaspadaan, sebab segala sesuatu yang kita lihat melalui mata kita akan sangat mempengaruhi seluruh kehidupan kita.  Bila yang kita lihat adalah perkara-perkara yang baik, maka kita akan mendapatkan hal-hal yang baik dalam kehidupan ini.  Sebaliknya apabila yang kita lihat adalah hal-hal yang tidak baik, maka kita pun akan menuai yang tidak baik.  Oleh karena itu Daud berdoa kepada Tuhan, "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu."

     Seringkali iman kita menjadi lemah ketika melihat keadaan di sekitar kita yang melemahkan.  Masalah datang silih berganti, sakit-peyakit yang tidak kunjung sembuh, keuangan keluarga yang minus, melihat toko sepi atau anak-anak memberontak dan sebagainya membuat iman kita langsung drop, kita mengalami ketakutan dan kekuatiran.  Ini pula yang dialami oleh Gehazi (abdi Elisa).  Ketika bangun pagi ia melihat suatu tentara dengan kuda dan kereta sedang mengepung kota, serunya, " 'Celaka tuanku!  Apakah yang akan kita perbuat?'  Jawabnya (Elisa):  'Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.' "  (2 Raja-Raja 6:15b-16).  Abdi Elisa itu tidak lagi mampu melihat kebaikan Tuhan dan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib karena dikalahkan keadaan sekitar yang terlihat secara kasat mata.  Akibatnya ketakutan dan kekuatiran menguasai hatinya. 
(Bersambung).


Mazmur 119:17-24

119:17

Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada firman-Mu.

119:18

Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.

119:19

Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku.

119:20

Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.

119:21

Engkau menghardik orang-orang yang kurang ajar, terkutuklah orang yang menyimpang dari perintah-perintah-Mu.

119:22

Gulingkanlah dari atasku cela dan penghinaan, sebab aku memegang peringatan-peringatan-Mu.

119:23

Sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.

119:24

Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.


Baca:  Mazmur 123

"Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga."  Mazmur 123:1

Jika kita senantiasa melatih mata kita untuk melihat dan memandang Tuhan dengan segala kebaikan dan kemahasanggupanNya kita pasti kuat dan mampu bertahan di tengah penderitaan atau kesukaran yang ada.  Karenanya mari kita gunakan mata kita dengan bijak untuk melihat hal-hal baik yang telah Tuhan kerjakan, yang membangun iman dan membangkitkan semangat.

     Elisa berdoa untuk bujangnya itu,  " 'Ya Tuhan:  Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.'  Maka Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat.  Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa." (2 Raja-Raja 6:17).  Pengalaman bujang Elisa ini menunjukkan bahwa apa yang kita lihat dapat mempengaruhi dan menentukan hati kita.  Ke mana pun mata diarahkan, segala yang terlihat oleh mata itulah yang akan terekam dan akan terpancar kembali.

     Di zaman yang serba sulit ini banyak di antara kita mengalami keputuasaan karena mata mereka terfokus pada keadaan di sekitar yang tidak baik dan hal itulah yang membentuk pikiran kita, sehingga ketidakberdayaan dan kemustahilan yang berbicara.  Kita mulai ragu akan pertolongan dan janji-janji Tuhan.  Itulah yang disukai Iblis!  Iblis tahu kalau kita melihat hal-hal yang baik, iman kita menjadi kuat.  Karena itu Iblis ingin kita melihat hal-hal yang buruk supaya kehidupan kita makin terpuruk dan hancur.  Andai pandangan mata Yusuf hanya terarah pada masalah dan penderitaan yang dialaminya, maka mimpi yang ia terima dari Tuhan hanya tinggal mimpi dan tidak akan pernah jadi kenyataan.  Tetapi karena matanya memandang Tuhan dan janji-janjinya, Yusuf beroleh kekuatan menjalani hari-hari yang berat itu dan pada akhirnya janji Tuhan tergenapi dalam hidupnya:  ia menjadi penguasa di Mesir.  Abraham melihat janji Tuhan dalam hidupnya.  " 'Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.'  Maka firman-Nya kepadanya:  'Demikianlah banyakya nanti keturunanmu.' "  (Kejadian 15:5).  Abraham pun menantikan janji Tuhan itu dengan sabar dan "...ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya."  (Ibrani 6:15).

     Mari kita arahkan pandangan mata kita hanya kepada Tuhan saja.  Ibarat jendela dan pintu bagi hati kita, ke mana pun kita mengarahkan, mata akan membentuk hati kita dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita.
Jangan melihat masalah, lihatlah kebesaran dan kuasaNya dengan mata rohani kita!


Mazmur 123

123:1

Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.

123:2

Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

123:3

Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan;

123:4

jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.