Dalam TUHAN Ada Sukacita Sejati


Baca:  Mazmur 16:1-11

"Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."  Mazmur 16:11






         Momen apa yang paling membuat Saudara merasakan sukacita?  Ada berbagai alasan seseorang mengalami sukacita dalam hidupnya:  seseorang bersukacita saat ia mendapatkan lotere;  ketika merayakan valentine's day dengan teman-teman;  saat berada di kursi pelaminan dengan orang yang dicintainya;  ketika memiliki uang banyak;  ketika lulus ujian atau diwisuda sebagai sarjana;  ketika dianugerahi anak;  ketika bertemu dengan kawan lama dan sebagainya.  Seseorang yang menderita sakit akan bersukacita ketika dokter menyatakan bahwa ia sudah sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit;  seorang atlet mengalami sukacita yang luar biasa ketika ia mampu merebut medali emas dalam suatu kejuaraan;  seorang petani bersukacita tatkala musim panen yang ditunggu-tunggu itu tiba, sehingga rasa-rasanya semua kerja keras yang selama ini ia lakukan, baik itu membajak, mengairi dan merawat tanaman telah terbayar sudah.  Begitu pula seorang karyawan akan bersukacita ketika tiba waktu menerima gaji atau mendapat promosi jabatan dari pimpinan.


     Namun, berapa lama sukacita itu akan bertahan?  Sukacita yang ditawarkan oleh dunia ini sifatnya hanya sementara, tidak akan bertahan lama.  Lalu, di manakah kita menemukan sukacita yang sejati dan berlimpah-limpah itu?  Sukacita yang melimpah dan yang tak lekang oleh waktu hanya akan kita temukan di dalam Tuhan Yesus.  Sukacita yang dari Tuhan tidak bergantung pada situasi dan kondisi yang ada di sekitar kita karena sukacita itu berasal dari dalam, yang dikerjakan oleh Roh Kudus.

     Jadi, kita mendapatkan sukacita yang berlimpah oleh karena ada Roh Kudus di dalam diri kita.  Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati,  "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!  Sekali lagi kukatakan:  Bersukacitalah!"  (Filipi 4:4).  Mungkin kita berkata,  "Teorinya gampang.  Prakteknya?  Bagaimana bisa bersukacita jika kita sedang dalam masalah, sakit, punya banyak utang, toko sepi, perusahaan lagi bangkrut dan sebagainya?"  Rasul Paulus menulis surat himbauan kepada jemaat di Filipi ini bukan saat ia sedang bersenang-senang karena menerima berkat dari Tuhan, tapi justru saat ia berada di dalam penjara alias dalam penderitaan dan kesesakan.

"Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!"  (Nehemia 8:11b).