Pentingnya Mendisiplinkan Lidah



Baca:  Pengkotbah 5:1-6

"Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa,"  Pengkotbah 5:5a








          Ada dua belas orang diutus Musa untuk mengintai tanah Kanaan.  Selama empat puluh hari mereka melakukan pengintaian di negeri itu dan pada saatnya mereka harus memberikan laporan kepada Musa tentang keadaan negeri yang mereka intai itu secara mendetil.


     12 orang yang ditugaskan untuk mengamat-amati Kanaan kembali dengan laporan yang berbeda.  Sepuluh orang memberi laporan yang bernada pesimistis atau negatif:  "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." ...Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.  Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."  (Bilangan 13:31-33).  Lidah kesepuluh orang itu mengucapkan perkataan-perkataan negatif yang menyiratkan ketakutan, kekuatiran dan ketidakberdayaan.  Yang pasti, laporan kesepuluh orang itu akan melemahkan iman orang yang mendengarnya.  Namun sebaliknya Kaleb dan Yosua memberikan laporan yang sangat berbeda;  keduanya mengucapkan perkataan-perkataan yang positif:  "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"  (Bilangan 13:30).  Apa yang keluar dari lidah mereka adalah perkataan iman yang membangkitkan semangat, melenyapkan ketakutan dan juga kekuatiran.

     Kita harus berhati-hati dengan lidah kita, karena lidah kita dapat menentukan seluruh arah hidup kita:  kemenangan atau kekalahan.  Andai Musa terpengaruh dengan laporan kesepuluh orang itu, bisa dipastikan bangsa Israel tidak akan pernah mencapai Kanaan;  mereka akan menyerah kalah sebelum berperang.  Maka mulai hari ini ubahlah kekalahan menjadi kemenangan!  Milikilah iman seperti Kaleb dan Yosua!  Sebagai laskar-laskar kristus akhir zaman kita harus bergerak maju dan siap berperang melawan musuh kita yaitu Iblis.  Dan langkah awal untuk memulai semua ini adalah dengan cara mendisiplin lidah atau ucapan kita seperti yang dilakukan Daud:  "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku."


Baca:  Lukas 12:1-12

"Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan."  Lukas 12:12

Mengapa kita perlu mendisiplin lidah kita?  Karena lidah adalah salah satu anggota tubuh yang meski kecil, dapat mencemari seluruh tubuh kita.  Itulah sebabnya salah satu taktik Iblis untuk menghancurkan hidup orang percaya adalah dengan mengambil alih kendali lidah kita, sehingga seluruh hidup kita akan dirusak olehnya.  Setiap kali kita menggunakan lidah kita untuk memperkatakan hal-hal yang negatif, seperti ketakutan, kekuatiran, kecemasan, membenci, memfitnah, menggosip atau berbohong, kita sedang menyerahkan lidah kita kepada kendali Iblis.  Semakin lidah kita mengucapkan berbagai jenis kejahatan semakin kita memberi ruang gerak kepada Iblis untuk menghancurkan hidup kita.  Firman Tuhan,  "...janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran."  (Roma 6:13).

     Kita yang sudah diselamatkan melalui karya penebusan Kristus di kayu salib tidak boleh lagi menyerahkan seluruh anggota tubuh kita kepada dosa, tapi kepada Tuhan.  Jadi kita harus bisa mengekang lidah kita dan menyerahknnya kepada Tuhan karena dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu.  Hanya melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam kita kita akan beroleh kemampuan untuk mengekang dan menundukkan lidah kita.

     Tuhan Yesus telah meninggalkan teladan yang luar biasa dalam hal lidah ini, di mana Ia tidak pernah mengeluarkan perkataan-perkataan yang negatif meskipun dianiaya, dihina, dicacimaki, diludahi dan pada akhirnya harus menderita dan mati di atas kayu salib.  "Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.  (1 Petrus 2:22).  Tuhan Yesus mampu mengekang lidahNya.  Dia berkata,  "...Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku."  (Yohanes 8:28).  Itulah sebabnya perkataan Tuhan Yesus senantiasa penuh dengan kuasa.  Berhati-hatilah dengan lidah! 


Adalah percuma kita rajin ke gereja jika kita tidak mampu mengekang lidah kita di bawah pimpinan Roh Kudus!