DAUD: Hamba yang Berkenan di Hati Tuhan!


Baca:  Yesaya 42:1-9

"Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan."  Yesaya 42:1a








            Pengiringan kita kepada Tuhan harus mempunyai sasaran yang harus kita capai.  Kita tidak cukup hanya menjadi orang Kristen yang rajin ke gereja atau aktif dalam pelayanan tetapi harus lebih dari itu, karena rajin ke gereja atau aktif dalam pelayanan tidak menjamin hidup kita dikenan oleh Tuhan.  Tuhan Yesus berkata,  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 7:21).


     Yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan.  Kekristenan kita akan menjadi sia-sia bila kita tidak menjadi pelaku firman, tidak hidup dalam ketaatan.  Bukankah hati kita sudah senang bukan kepalang ketika apa yang kita perbuat dikenan oleh pimpinan di kantor, atau pelayanan kita dinilai cukup baik oleh orang lain?  Dikenan oleh manusia saja membuat kita merasa bahagia dan bangga, coba bayangkan bila hidup kita ini dikenan oleh Tuhan, yang adalah Bapa yang bertakhta di dalam Kerajaan Sorga, Pencipta langit dan bumi dan juga Raja di atas segala raja.  Inilah yang harus kita kejar!  Inilah sasaran hidup seorang Kristen!

     Daud adalah contoh orang yang hidupnya dikenan Tuhan.  Tertulis,  "Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku."  (Kisah 13:22).  Pasti ada banyak faktor yang membuat hidup Daud berkenan di hati Tuhan.  Di antaranya adalah:  pertama, Daud sangat mengasihi Tuhan.  Kasihnya kepada Tuhan melebihi segala-galanya.  Kerinduannya untuk tinggal dalam hadirat Tuhan begitu mendalam.  "Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan;"  (Mazmur 84:2-3a).  Bagi Daud,  "...lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik."  (Mazmur 84:11).  Meski sudah menjadi raja atas Israel, tinggal di istana yang megah, perabot yang mewah, dengan tentara yang kuat, dia tetap merasa bahwa lebih baik berada di rumah Tuhan.


Baca:  Mazmur 51:1-21

"Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!"  Mazmur 51:11

Hal kedua, Tuhan melihat kesetiaan Daud yang sangat teruji.  Sejak usia muda Daud mendapat tugas dari ayahnya untuk menggembalakan domba.  Meski jumlah dombanya hanya 2-3 ekor ia menjaganya dengan setia, bahkan rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan dombanya itu dari serangan binatang buas yang hendak memangsanya.  Dalam perkara yang kecil saja Daud begitu setia, pasti ia akan setia saat dipercaya Tuhan untuk perkara-perkara yang lebih besar seperti memimpin bangsa Israel.  Dalam Lukas 16:10 dikatakan:  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."  Oleh karena itu marilah kita setia dengan apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita meski itu perkara kecil yang kelihatannya kurang berarti di penilaian manusia.

     Ketiga, Daud adalah seorang yang menghormati otoritas.  Daud sangat menghormati Saul yang pada waktu itu menjadi raja atas Israel.  Kita tahu bahwa Saul sangat membenci Daud sehingga berbagai upaya ia lakukan untuk membunuh Daud, meski selalu gagal.  Walau demikian Daud tidak pernah menaruh dendam terhadap Saul.  Daud berkata,  "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan, dan bebas dari hukuman?"  (1 Samuel 26:9).  Daud sadar bahwa melawan otoritas berarti melawan Sang Pemberi Otoritas.  Hal ini juga menunjukkan bahwa Daud memiliki hati yang suka mengampuni orang lain.  Saat Saul mangkat hatinya sanagat sedih dan benar-benar merasa kehilangan.

     Keempat, Daud juga orang yang mudah bertobat, tidak menyembunyikan dosa dan jujur kepada Tuhan.  Daud pernah berbuat dosa dan melakukan kekejian di mata Tuhan, di mana ia berzinah dengan Betsyeba  (isteri Uria), dan dengan caranya yang licik ia membunuh Uria.  Setelah ditegur oleh abdi Tuhan  (Natan)  Daud tidak marah, justru ia menyatakan penyesalannya dan mau bertobat dengan sungguh.  Daud berkata,  "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!  Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!"  (Mazmur 51:3-4).


Sudahkah kita menjadi orang Kristen yang berkenan di hati Tuhan seperti Daud?