DEBORA: Tidak Ada yang Mustahil !



Baca: Hakim-Hakim 4:1-24

"Jawab Barak kepada Debora: 'Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju.'"  Hakim-Hakim 4:8







               Setelah Yosua mati, bangsa Israel seperti anak ayam kehilangan induk; mereka tidak punya pemimpin yang bisa menjadi panutan.  "Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan mereka beribadah kepada para Baal.  Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati Tuhan."  (Hakim-Hakim 2:11-12).  Kemudian Tuhan mengangkat hakim-hakim untuk memimpin dan memerintah bangsa Israel.  Hakim yang pertama dipakai Tuhan adalah Otniel, Ehud, dan Samgar.  Meski berganti-ganti hakim, orang Israel selalu melakukan kejahatan di mata Tuhan, termasuk generasi di mana Debora dipilih Tuhan untuk menjadi hakim.  Orang Israel tetap saja tidak berubah sehingga Tuhan pun menghajar mereka dengan menyerahkannya ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan.


     Debora, meski seorang wanita dan berstatus seperti ibu rumah tangga, mampu menjalankan tugas yang dipercayakan Tuhan kepadanya yaitu sebagai hakim atas umat Israel.  Ruang kerja Debora tidak berada di istana atau di kantor yang bertingkat, melainkan di bawah pohon kurma di pegunungan Efraim.  Di situlah ia biasa menyelesaikan tugas-tugas kenegaraannya, di mana banyak orang datang kepadanya untuk meminta nasihat dan juga solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapi.  Tugas yang tidak bisa dianggap mudah, apalagi bangsa Israel telah hidup di bawah penindasan  raja Kanaan itu dengan Sisera selaku kepala pasukan selama 20 tahun, apalagi Sisera mempunyai 900 kereta besi, sementara bangsa Israel tidak memiliki satu pun kereta perang; belum lagi konflik intern bangsa Israel yang semakin menjadi-jadi.  Sebagai wanita biasa, ada kemungkinan dia kurang dianggap oleh orang lain.

     Meski menghadap situasi sulit Debora tidak menyerah.  Ketika Tuhan memanggilnya ia yakin Dia akan memberi kekuatan dan kemampuan kepadanya.  Melalui petunjuk dan perintah Tuhan ia memanggil Barak dan memerintahkannya mengumpulkan 10.000 orang dari suku Naftali dan Zebulon untuk pergi ke Gunung Tabor.


Baca:  Hakim-Hakim 5:1-31

"Dengarlah, ya raja-raja! Pasanglah telingamu, ya pemuka-pemuka! Kalau aku, aku mau bernyanyi bagi Tuhan, bermazmur bagi Tuhan, Allah Israel."  Hakim-Hakim 5:3

Inilah respon barak:  "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju." (Hakim-Hakim  4:8).  Karena kepekaannya mendengar suara Tuhan dan keyakinannya bahwa Tuhan akan berperang ganti mereka, Debora beroleh keberanian untuk maju berperang bersama dengan Barak.  Dengan penuh iman Debora berkata,  "'Bersiaplah, sebab inilah harinya Tuhan menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah Tuhan telah maju di depan engkau?' Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia, dan Tuhan mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki." (Hakim-Hakim 4:14-15).  Dan akhirnya Debora mampu membawa bangsa Israel kepada kemenangan yang gilang-gemilang.  Itu semua bukan karena gagah dan kuat manusia, tapi semata-mata karena Tuhan yang menyertainya.  "Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel."  (Hakim-Hakim 4:23).

     Tuhan benar-benar menunjukkan kuasaNya dan menjadi Jehovah Nissi bagi bangsa Israel.  Meski dipimpin seorang wanita bukan berarti Israel lemah dan mudah ditaklukkan.  Israel mempunyai Tuhan yang hidup dan berkuasa.  Tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan!  Dia sanggup memakai Debora sebagai pahlawan bagi bangsa Israel.  "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1 Korintus 1:27-29).

     Karena itu Deborah menaikkan pujian dan pengagungan bagi Tuhan, nyanyian syukur karena Tuhan telah menjadi pembela bagi bangsanya.  Sungguh,  "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31b).  Di dalam Tuhan, kita lebih daripada pemenang.


Di bawah kepemimpinan Debora amanlah bangsa Israel selama 40 tahun.