Tidak Bisa Diam dan Tenang



Baca:  Yesaya 30:1-17

"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  Yesaya 30:15







        Kualitas seseorang salah satunya terlihat dari kemampuannya menguasai diri terhadap ucapan  (menjaga lidahnya), karena kata-katanya akan menyatakan siapa dirinya.  Karena itu kita harus berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan, sebab  "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi."  (Amsal 10:19).  Artinya orang yang banyak bicara memiliki kecenderungan melakukan banyak pelanggaran.  Ucapan kita dapat membuat kita berdosa kepada Tuhan  (baca  Mazmur 39:2):  mungkin suka membicarakan orang lain  (bergosip), mengumpat, mengeluh, mencela, menghina, menghakimi, melukai, menipu, merugikan atau memuji-muji diri sendiri dan sebagainya.


     Ada pepatah yang mengatakan bahwa  'diam itu emas'.  Diam yang dimaksud di sini bukan berarti tidak mampu, cuek, masa bodoh atau karena tidak berpengetahuan, tapi mengarah kepada satu sikap kehati-hatian dalam berbicara ataupun bertindak.  Jika kita tidak dapat mengatakan sesuatu yang baik, adalah lebih baik jika kita berdiam diri saja.  Begitu pentingnya sikap  'berdiam diri'  ini sehingga orang bodoh pun  "...akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya."  (Amsal 17:28).  Mungkin itulah alasannya sehingga Tuhan menciptakan kita dengan satu mulut dan dua telinga, bukan sebaliknya, dengan tujuan supaya kita lebih mendengar, tetapi sedikit berkata-kata.

     Ketika masalah, kesesakan dan penderitaan datang menerpa hidup ini seringkali kita tidak bisa menahan diri untuk berkata-kata;  kita mengeluh, bersungut-sungut dan mengomel, seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel:  "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? ...Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."  (Keluaran 14:11-12)  Mereka bersungut-sungut ketimbang mengambil sikap diam dan tenang, menyerahkan segala persoalan dan beban hidup kita kepada Tuhan.

Rasul Petrus menasihati,  "...kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."  1 Petrus 4:7b