Hidup Ini Singkat



Baca:  Mazmur 90:1-17

"di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu."  Mazmur 90:6








        Tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti berapa lama ia hidup di dunia ini.  200 tahun, 300 tahun atau selamanyakah?  Begitu juga dalam hal kematian, kita sama sekali tidak tahu kapan waktunya kita akan dipanggil Tuhan:  bisa saja hari ini, besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, sepuluh tahun lagi dan seterusnya.  Yang pasti,  "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya."  (Pengkotbah 3:1).  Daud menambahkan,  "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun,"  (Mazmur 90:10a).


     Dapat kita simpulkan ternyata hidup manusia di dunia ini adalah singkat.  Hidup kita ini bisa dikatakan adalah dalam hitungan hari saja, dan di kala kita menghitungnya, berlalunya begitu cepat dan sangat singkat,  "Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.  Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu."  (Mazmur 90:4-5).  Jika kita menyadari betapa singkatnya hidup ini, apa yang harus kita perbuat?  Masing-masing dari kita diminta untuk menghitung hari-hari kita sedemikian rupa sehingga kita beroleh hati yang bijaksana.  Oleh karena itu Rasul Paulus memberi nasihat,  "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:15-16).

     Sudahkah kita mempergunakan waktu yang ada dengan baik?  Jika sampai detik ini langkah hidup kita telah menyimpang jauh dari jalan-jalan Tuhan, segeralah bertobat!  Jangan tunda-tunda waktu lagi.  Bertobat berarti kita menanggalkan 'manusia lama' dan mengenakan 'manusia baru'  (baca 2 Korintus 5:17);  kita hidup menurut pimpinan Roh dan tidak lagi menuruti keinginan daging  (baca  Galatia 5:16).  Ingatlah, hidup kita ini sepenuhnya ada di tangan Tuhan, maka kita harus hidup dengan kesadaran bahwa setiap hari yang kita jalani sekarang ini bisa saja merupakan hari terakhir bagi kita.  Jadi,  "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:2).

Bukan waktunya lagi kita terus disibukkan dengan urusan-urusan yang bersifat duniawi!


Baca:  Ayub 14:1-22

"Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi? Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku;"  Ayub 14:14

Hari-hari manusia hanya satu kali, tidak ada duplikatnya atau foto kopinya.  Jika hidup yang hanya sekali ini salah kita jalani, kita akan menderita untuk selama-lamanya.  Jika kesempatan hidup yang singkat ini tidak kita gunakan untuk mengejar perkara-perkara rohani, maka sesudah mati kita tidak memiliki kesempatan lagi untuk memperbaikinya.  Sekarang adalah waktu yang terbaik!

     Ada sebagian orang yang berprinsip,  "Mumpung masih muda dan kuat, nikmati dunia ini dan bersenang-senanglah.  Kalau tidak sekarang, kapan lagi?"  Alkitab memperingatkan,  "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!"  (Pengkotbah 11:9).  Apa yang kita banggakan dengan hidup ini?  Uang, harta, kekayaan, jabatan, popularitas?  "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.  Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"  (Markus 8:36-37).  Selain singkat, kehidupan kita ini juga diwarnai dengan problematika.  Jadi semua manusia di belahan bumi mana pun takkan luput dari masalah.  Sadarilah itu!  Daud berkata,  "...kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;"  (Mazmur 90:10b).  Oleh karena itu berhentilah mengeluh dan bersungut-sungut!  Itu hanya akan menguras energi kita, sebab  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13).  Itulah yang membedakan kita dengan orang-orang di luar Tuhan,  "Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita."  (2 Tawarikh 32:8).

     Karena hidup ini begitu singkat, marilah kita jalani hari-hari kita dengan hati yang takut akan Tuhan dan penuh ucapan syukur, karena seberat apa pun problema yang kita hadapi, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita!


Mulai hari ini jangan sia-siakan waktu yang ada.