Belajar Dari Simson



Baca:  Hakim-Hakim 16:4-22

"Sesudah itu Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari lembah Sorek yang namanya Delila."  Hakim-Hakim 16:4







          Kisah Simson dan Delila sangat tidak asing, bahkan kita sudah mendengarkan cerita ini semasa kita masih bersekolah Minggu, bukan?  Industri film Hollywood pun pernah merilis kisah legendaris ini ke layar lebar tahun 1950 dengan judul  "Samson and Delilah".

     Banyak pelajaran berharga kita dapatkan dari perjalanan hidup Simson ini.  Simson adalah hakim ke 12 yang berkuasa di Israel pada zaman hakim-hakim.  Ia anak dari Manoah, adapun ibunya awalnya mandul sampai akhirnya Tuhan mengutus malaikat menyatakan rencanaNya,  "Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin."  (Hakim-Hakim 13:5) dan kemudian  "...perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan memberi nama Simson kepadanya. Anak itu menjadi besar dan TUHAN memberkati dia."  (Hakim-Hakim 13:24).  Simson sudah dipilih Tuhan sejak masih dalam kandungan, karenanya Roh Tuhan menyertai hidup Simson sehingga ia tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan gagah perkasa.  Sayang, kemudian Simson mengabaikan panggilan Tuhan dalam hidupnya.  Ia lebih mengandalkan kekuatan sendiri dan memilih memuaskan keinginan dagingnya.  "Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging;"  (Roma 8:5) dan "Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah."  (Roma 8:8).

     Inilah awal kehancuran hidup Simson!  Ia terpikat kemolekan perempuan kafir, yaitu Delila, sehingga tak mampu mengendalikan hawa nafsunya.  "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji."  (Amsal 31:30).  Karena tipu daya Delila ia rela membocorkan rahasia kekuatannya,  "Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain." (Hakim-Hakim 16:17), padahal Delila telah bersekongkol dengan penguasa Filistin.  Tanpa disadari, Simson telah dijebak dan masuk dalam perangkap si musuh


Baca:  Hakim-Hakim 16:23-31

"Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini."  Hakim-Hakim 16:30

Karena kecerobohannya sendiri Simson harus menanggung akibatnya:  kehilangan kekuatan, dibelenggu, dipenjara, dicungkil matanya dan menjadi tontonan bangsa kafir!  Ia dipermalukan di depan banyak orang.  Mereka berkata,  "Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita Simson, musuh kita."  (Hakim-Hakim 16:23).

     Alkitab mencatat bahwa Simson merupakan salah satu pahlawan iman yang besar dan "...memerintah sebagai hakim atas orang Israel dalam zaman orang Filistin, dua puluh tahun lamanya."  (Hakim-Hakim 15:20).  Namun Simson tidak konsisten mengerjakan panggilan Tuhan, malah berkompromi dengan dosa, tidak lagi hidup menurut pimpinan Roh Tuhan tapi menuruti keinginan daging.  Galatia 5:19-21 menyebutkan bahwa yang termasuk perbuatan daging antara lain percabulan, kecemaran dan hawa nafsu.  Simson yang telah dipanggil sebagai nazir (seseorang yang dipisahkan, disucikan, dikhususkan untuk tujuan mulia) bagi Tuhan justru jatuh dalam dosa yang demikian.  Firman Tuhan menegaskan,  "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."  (Galatia 5:24).  Akibat menuruti kedagingannya akhirnya Simson mengabaikan perjanjiannya dengan Tuhan dan melangkah keluar dari panggilan hidup yang sudah Tuhan tetapkan.  Ia menyalahgunakan kekuatan dan kelebihan fisik yang diberikan Tuhan untuk memuaskan hawa nafsunya.  Menjelang akhir hidupnya Simson menyadari kesalahannya dan berseru kepada Tuhan,  "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin."  (Hakim-Hakim 16:28).  Namun semuanya sudah terlambat walau  "Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya."  (Hakim-Hakim 16:30b), tapi hidup Simson harus berakhir dengan tragis.

     Ini peringatan bagi kita para pelayan Tuhan!  Melayani Tuhan adalah anugerah tak ternilai.  Karena itu jangan pernah sia-siakan panggilan Tuhan dalam hidup kita.

Mohon pimpinan Roh Kudus selalu supaya kita dapat mengerjakan tugas pelayanan kita sampai garis akhir hidup kita!