Hidup Diwarnai Kekuatiran





Baca:  Mazmur 55:1-24

"Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah."  Mazmur 55:23






       Tak bisa dipungkiri, dunia saat ini dipenuhi berbagai gejolak di segala aspek kehidupan.  Semua orang tanpa terkecuali merasakan dampak dari situasi yang ada.  Namun tidak seharusnya hal ini mengejutkan kita orang percaya, sebab  Alkitab sudah menyatakan bahwa menjelang kedatangan Tuhan kali yang kedua akan datang masa-masa yang sukar yang merupakan masa yang sangat menentukan bagi perjalanan kekristenan kita.

     Masa-masa sukar adalah masa ujian bagi kita, masa pemurnian iman, masa penentuan apakah kita terus melangkah maju atau mengalami kemunduran rohani.  "sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah."  (1 Korintus 3:13-14).  Menghadapi situasi berat ini banyak orang berkata,  "Kuatir itu wajar, sebab sebagai manusia kita pasti punya banyak kelemahan."  Hal ini pun seringkali kita jadikan dalih ketika kita sedang merasa kuatir.  "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?"  (Matius 6:27).  Satu hasta itu digambarkan seperti jarak antara siku sampai ujung jari seseorang, yang secara rata-rata sekitar 45 cm.  Suatu ukuran yang relatif pendek;  meski demikian, tak seorang pun manusia dapat menambah panjang langkah hidupnya.  Adakah orang yang karena kekuatirannya dapat menambah sehari saja umur hidupnya?  Sebaliknya menurut ilmu kedokteran, kekuatiran justru sangat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia, bahkan bisa memperpendek umur seseorang.  "Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia."  (Amsal 12:25).

     Kekuatiran tidak dapat menyelesaikan persoalan, malahan menambah beban hidup kita, menguras energi dan pikiran, serta membuang waktu kita secara percuma.

"Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"  (Matius 6:25), sebab  "...Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."  (Roma 14:17).