Cara Memandang Hidup yang Diubah “Mendahulukan Kerajaan Allah”

Renungan Harian TRUTH
Pada intinya, kekristenan harus dapat mengubah cara kita memandang hidup ini. Bila paradigma kita—yakni cara kita memandang hidup—berubah, maka seluruh gaya hidup kita juga berubah. Usaha mengubah cara kita memandang hidup inilah yang dimaksud Tuhan dengan mendahulukan Kerajaan Allah (Mat. 6:33). Kita tidak boleh menganggap perubahan paradigma ini mudah. Banyak orang merasa sudah menjadi orang Kristen yang baik dengan memiliki moral yang baik di mata masyarakat dan pengetahuan Alkitab yang menurutnya memadai, padahal caranya memandang hidup masih tidak berbeda dengan anak-anak dunia.

Mengubah cara memandang hidup sama dengan mengubah gaya hidup “normal”. Tanpa pengenalan akan Kristus, mengubah “kenormalan” ini sebenarnya mustahil, sebab pola “kenormalan” ini bagi kita telah mengakar selama belasan, bahkan puluhan tahun, dan diteruskan dari nenek moyang kita turun-temurun. Dalam hal ini, hidup baru sebagai ciptaan baru yang dimaksudkan oleh Alkitab dalam 2Kor. 5:17 harus mengerti secara benar.

Pada umumnya orang memahami hidup sebagai makan dan minum, memiliki fasilitas—rumah, mobil dan sebagainya, menikah dan memiliki keturunan (pacaran terlebih dahulu), menikmati segala sesuatu yang bisa dinikmati dalam hidup ini—hobi, pemandangan alam, hiburan-hiburan yang ditawarkan dunia dan sebagainya, meraih gelar, pangkat dan kehormatan. Demikianlah umumnya manusia menjalankan hidupnya. Inilah pola umum yang baku, yang dikenakan semua manusia.

Ketika kita bertemu dengan Tuhan, segala sesuatu di atas tersebut menjadi tidak berarti lagi. Tuhan menjadi tujuan hidup kita satu-satunya. Oleh karena itu Paulus berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus…” (Flp. 1:21). Hidup adalah menemukan Tuhan, mengenal-Nya dengan baik dan melakukan segala sesuatu yang dikehendaki- Nya. Karena Tuhan kita lebih luas dari jagad raya ini dan Ialah Pribadi Agung yang tak terselami, maka untuk menemukan Tuhan, mengenal dan melakukan kehendak-Nya dibutuhkan perjuangan yang mengabaikan segala hal lainnya. Kalaupun seseorang menikah, bekerja dan melakukan segala kegiatan lain, harus merupakan bagian dari “memburu” Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus tegas berkata, “Kumpulkan harta di Surga, bukan di bumi” (Mat. 6:19-20); “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan” (Mat. 6:24). Ini berarti kita harus mengabdi kepada Tuhan satu-satunya dan sepenuhnya, atau tidak usah sama sekali.

Mendahulukan Kerajaan Allah berarti mengubah cara kita memandang hidup ini, yaitu menjadikan Tuhan tujuan hidup kita satu-satunya.