Di Pihak Siapa Kita Berdiri? “Menjadi Saksi Kristus”

Renungan Harian TRUTH
Tuhan Yesus menghendaki agar kita bersama dengan Dia. Bersama denganNya bukan hanya berarti bersama secara ” sik. Kalau dalam konteks hidup orang Kristen hari ini merasa sudah bersama dengan Tuhan hanya karena sudah ada di gereja, itu belum tepat. Bersama dengan Tuhan berarti mengerti pikiran Tuhan, mengerti kehendak dan rencana-Nya, serta melakukan semua yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan.

Orang yang mengerti pikiran Tuhan pasti memperagakan pikiran dan perasaan Tuhan. Inilah kehidupan seorang yang mengenakan pribadi Kristus. Kehidupan seperti ini adalah kehidupan yang pasti mengubah orang lain. Sesungguhnya inilah yang dimaksud menjadi terang dan garam dunia: kehidupan sebagai saksi Kristus yang efektif. Anak Tuhan menjadi surat yang terbuka, yang dibaca setiap orang (2Kor. 3:2–3). Orang yang diselamatkan karena melihat perbuatan baik seorang anak Tuhan akan menjadi orang Kristen yang sejati. Mekanisme yang benar dalam proses penyelamatan adalah: bila orang kafir melihat perbuatan baik anak Tuhan, ia dipertobatkan dan lalu didewasakan.

Sebenarnya Tuhan memiliki rencana untuk menyelamatkan orang-orang di sekitar kita bagi Kerajaan Allah, tetapi berhubung kelemahan watak dan karakter kita yang terekspresikan melalui perbuatan, maka mereka tidak menjadi orang percaya. Ini berarti orang percaya yang gagal membawa orang lain kepada Tuhan menjadi batu sandungan. Orang yang tidak mengenakan pikiran Kristus akan mengenakan pikirannya sendiri, sehingga semua yang dilakukannya merupakan ekspresi dari dirinya sendiri yang fasik. Tokoh besar dari India, Mahatma Gandhi pernah menyatakan bahwa yang membuat ia tidak akan pernah menjadi orang Kristen adalah orang-orang Kristen sendiri yang tidak menampilkan kehidupan seperti Gurunya, Tuhan Yesus Kristus. Oleh sebab itu dalam pelayanan kita, kita harus menampilkan kehidupan Tuhan Yesus. Sayangnya hari ini banyak “hamba Tuhan” lebih dekat untuk disebut “selebriti”, daripada seorang “hamba” seperti Guru dan Tuhannya.

Memang untuk menjadi saksi Kristus bagi orang lain harganya sangat mahal, yaitu harus mematikan segala hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, sehingga dapat memperagakan pribadi Kristus. Jika seseorang tidak memperagakan pribadi Kristus, berarti ia memperagakan pribadi setan. Mengenakan pribadi setan berarti ikut menceraiberaikan, bukan mengumpulkan. Dengan ini sekali lagi kita ditantang untuk mengambil sikap, di pihak siapa kita berdiri: Tuhan atau setan?

Untuk menyelamatkan orang lain, kita harus menampilkan kehidupan seperti Guru Agung kita.