Di Pihak Siapa Kita Berdiri? “Mengumpulkan atau Menceraiberaikan”

Renungan Harian TRUTH
“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan.” (Luk. 11:23)

Dari kalimat Tuhan Yesus ini Ia menunjukkan kedaulatan-Nya sekaligus peringatanNya. Ini mengandung ketegasan yang tidak bisa dan tidak boleh kita anggap sepele. Kalau kita menjadi sekutu Tuhan, berarti kita akan turut mengumpulkan— artinya menyelamatkan jiwa-jiwa—tetapi kalau kita tidak turut menyelamatkan jiwa-jiwa, berarti kita membinasakan, atau membiarkan orang binasa. Mengapa demikian? Sebab jika seseorang tidak berdiri di pihak Tuhan, padahal ia mengenal kebenaran dan memiliki kesempatan untuk berdiri di pihak Tuhan, berarti ia menyatakan dirinya berdiri di pihak musuh Tuhan. Ia membinasakan dirinya sendiri.

Perkataan Yesus di atas menunjukkan kedaulatan-Nya. Ia berdaulat sebab Ialah Pencipta, yang menuntut ciptaan-Nya untuk menempatkan diri di pihak yang benar. Pemberontakan Iblis di hadapan Allah sehingga menyeret pula malaikat-malaikat merupakan realitas yang harus dipahami dengan seksama. Pemberontakan itu berlanjut di muka bumi ketika manusia ciptaan Tuhan yang mulia dijatuhkan (Why. 12:1–4, 7–9). Tuhan membuat perseturuan antara Iblis dan manusia. Dalam Kej. 3:15 Ia ber” rman, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Setelah kuasa kegelapan menjatuhkan manusia, selanjutnya Iblis menyeret sebanyak mungkin manusia untuk mengikuti jejaknya, melawan Tuhan. Ini merupakan gerakan Iblis yang terus berlangsung sampai hari ini. Manusia harus menyadarinya (1Ptr. 5:8–9).

Ketika Kerajaan Surga datang, Tuhan akan menantang kita, ada di pihak mana. Kedatangan Kerajaan Surga yang dibawa oleh Tuhan Yesus merupakan isyarat dimulainya sebuah peperangan besar untuk membinasakan pekerjaan Iblis dan mengembalikan manusia kepada pemilik-Nya. Sebagaimana Iblis mendayagunakan segala kekuatan dan pengikutnya untuk melawan Allah, demikian pulalah Tuhan Yesus mendayagunakan kekuatan-Nya dan pengikutnya untuk menghancurkan pekerjaan iblis (1Yoh. 3:8). Di surga, malaikat-malaikat yang berperang, tetapi di bumi, sebagai orang percaya, kitalah yang mengawal pekerjaan-Nya. Yang penting harus kita pastikan sekarang adalah, di pihak siapakah kita? Apakah kita turut serta mengawal pekerjaan-Nya atau sibuk dengan urusan kita sendiri?

Berdiri di pihak Tuhan berarti kita harus turut serta mengawal pekerjaan-Nya. Bila tidak, berarti kita berdiri di pihak musuh Tuhan.