MASALAH BERAT: Pasti Ada Hikmahnya

Baca:  Ayub 7:1-21

"dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?"  Ayub 7:18

Masalah adalah bagian dari kehidupan manusia di dunia ini.  Musa pun mengakuinya,  "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;"  (Mazmur 90:10).  Sekuat apa pun manusia dan secemerlang apa pun otak manusia takkan mampu menghindarkannya dari masalah.  Tak seorang pun manusia yang masih bernafas yang akan terluput dari masalah dan pergumulan hidup meski dalam bentuk dan porsi yang berbeda-beda.  Inilah nanti yang membedakan respons dari tiap-tiap orang dalam menghadapi masalah tersebut.

     Umumnya orang tidak suka dihadapkan pada masalah dan kesulitan.  Kita maunya hanya menerima hal-hal yang baik saja dari Tuhan dan merasa keberatan bila harus mengalami hal-hal yang tidak baik menurut penilaian kita.  Namun Ayub menegur keras isterinya,  "'Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?' Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya."  (Ayub 2:10).  Sikap Ayub dalam menghadapi masalah berat yang menimpa ini berbanding berbalik atau berbeda 180 derajat dari sikap isteri.  Ayub tidak menunjukkan sikap putus asa dan menyerah pada keadaan.  Inilah yang patut kita contoh supaya ketika dihadapkan pada masalah kita tetap kuat dan tidak lagi mengucapkan perkataan yang negatif, apalagi sampai menyalahkan Tuhan.

     Apakah Saudara mengalami pergumulan seberat Ayub saat ini?  Mari belajar menyerahkan seluruh pergumulan kita kepada Tuhan dan mohon kekuatan kepada Roh Kudus supaya kita diberi kesanggupan menanggung beban yang ada.  Percayalah bahwa  "...Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13b).  Dalam menyikapi permasalahan hidup yang terjadi ingatlah janji firmanNya:  "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan."  (Yesaya 41:10).

Saat diterpa masalah jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan!

Baca:  Roma 5:1-11

"...bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."  Roma 5:3-4

Setiap masalah yang terjadi pasti ada sisi positifnya.  Tidak ada masalah yang terlalu besar yang tidak dapat terselesaikan karena kita tidak sendirian menghadapinya, ada Tuhan di pihak kita.  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b).  Kita harus berkeyakinan bahwa  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).  Oleh karena itu hadapilah setiap masalah dengan iman.

     Melalui masalah, kita diajar untuk memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan.  Acapkali ketika segala sesuatu berjalan dengan baik dan lancar kita melupakan Tuhan, cenderung mengandalkan kekuatan sendiri, jam-jam doa kita abaikan, ibadah pun kita anggap sebagai kebiasaan dan rutinitas belaka.  FirmanNya mengingatkan,  "...janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak,"  (Amsal 3:5, 7).  Masalah adalah sarana yang dipakai Tuhan untuk menarik kita semakin mendekat kepadaNya, belajar berjalan bersama Dia dan melibatkan Dia di segala aspek kehidupan sehingga kita dapat membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan setiap saat.  Akhirnya pemazmur pun mengakui,  "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.  Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu."  (Mazmur 119:67, 71).  Tuhan juga memakai masalah sebagai alat uji ketekunan dan kesabaran kita, karena biasanya saat masalah datang kita semakin ogah-ogahan mencari Tuhan dan berusaha mencari solusi sendiri di luar Tuhan, bukannya makin bertekun mencariNya.  Kita pun tidak sabar menunggu waktu Tuhan.  Namun Yakobus menasihati,  "...ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan."  (Yakobus 1:3).

     Bagi bangsa Israel, perjalanan mereka di padang gurun justru memberi mereka banyak kesempatan untuk melihat dan mengalami mujizat serta kuasa Tuhan.

"Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."  Ibrani 10:36

Komentar