SERI BANGSA ISRAEL: Dosa Percabulan

Baca:  1 Korintus 10:1-13

"Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang."  1 Korintus 10:8

Perbuatan lain yang diperbuat oleh umat Israel yang membuat Tuhan marah adalah karena mereka melakukan percabulan.  Jika memperhatikan situasi-situasi yang ada dewasa ini, percabulan atau dosa seksual banyak sekali terjadi dan kian mengalami peningkatan, baik ditinjau dari si pelaku maupun korbannya.  Meski di tiap-tiap negara ada undang-undang yang mengatur tentang pornografi, godaan untuk melakukan percabulan atau tindakan pornoaksi tidak lantas hilang begitu saja dalam masyarakat.  Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini, di mana teknologi semakin canggih dan mutakhir, orang dengan mudahnya mendapatkan informasi tentang hal-hal negatif yang berbau pornografi, entah itu lewat film atau internet.  Akibatnya banyak orang terjerat di dalamnya dan timbul dorongan untuk melakukan seperti yang telah mereka lihat.  Dosa jenis ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dunia tapi harus diakui ada banyak anak Tuhan yang terjerat dan jatuh di dalam tipu muslihat Iblis ini.

     Kita masih ingat kasus yang terjadi dan mencuat menjadi headline di media-media beberapa waktu lalu dan menjadi perbincangan nasional yaitu kasus pelecehan seksual dan percabulan yang dialami oleh anak-anak di bawah umur, siswa-siswa playgroup/TK di salah satu lembaga pendidikan ternama dan bertaraf internasional di Jakarta.  Anak-anak yang masih polos dan memiliki masa depan sangat panjang, yang seharusnya mendapat perhatian, kasih sayang, dan perlindungan, justru harus mengalami peristiwa yang menyisakan trauma dalam hidupnya karena menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang-orang dewasa.  Tragis sekali!

     Dosa percabulan dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan menimpa siapa saja tanpa mengenal usia.  Bahkan tanpa disadari mungkin kita sendiri telah melakukan percabulan meskipun tidak terjadi secara vulgar karena dosa dosa percabulan bisa saja timbul melalui ucapan kita, pikiran, hati dan juga perbuatan kita.  Jadi dalam hati saja bisa timbul dosa percabulan, perzinahan dan jenis-jenis kejahatan lainnya  (baca  Matius 15:19).

Tidak ada tempat di dunia ini yang sanggup melindungi dan memberikan jaminan keamanan kepada kita, Dialah tempat perlindungan sejati!

Baca:  1 Korintus 6:12-20

"Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!"  1 Korintus 6:15

Rasul Paulus memperingatkan dengan keras jemaat di Korintus perihal dosa percabulan ini.  Ditambahkan,  "Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: 'Keduanya akan menjadi satu daging.'"  (1 Korintus 6:16).  Dari ayat ini rasul Paulus hendak mengingatkan bahwa dosa percabulan itu bukanlah dosa yang sifatnya pasif, yang dapat dilakukan dengan alasan tidak sengaja atau karena khilaf, tetapi merupakan dosa yang aktif, yang terjadi oleh karena seseorang telah mengikatkan diri dan menyerahkan diri terhadapnya.  Berhati-hatilah!  Jika kita tidak bisa mengendalikan hawa nafsu kita maka hawa nafsu itu akan mengendalikan kita.  Karena itu kita harus bersikap tegas untuk menolak segala godaan yang ada.

     Yusuf adalah contoh orang muda yang tidak membiarkan dirinya jatuh dalam dosa percabulan.  Ketika isteri Potifar menggoda dan merayunya,  "Marilah tidur dengan aku.", Yusuf dengan tegas menolak ajakan wanita itu dan memilih untuk lari:  "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"  (baca Kejadian 39:7-12).  Perhatikan pula nasib Simson!  Seorang yang diurapi Tuhan dan dipakai Tuhan secara luar biasa harus mengalami akhir hidup yang begitu tragis, karena ketidakmampuannya untuk menahan hawa nafsu dan segala godaan yang ditujukan kepadanya, sehingga ia pun jatuh dalam dosa percabulan.

     Bersikap tegas dan tidak berkompromi adalah kunci untuk menolak segala hal yang membangkitkan hawa nafsu.  Jangan sedikit pun memberi celah kepada Iblis melalui situasi dan kondisi yang kita ciptakan sendiri, karena  "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya."  (Yakobus 1:14).  Tanpa pertolongan Roh Kudus kita tidak mampu menang terhadap daging kita, karena itu bangun persekutuan yang karib dengan Tuhan senantiasa.

Untuk melepaskan diri dari dosa percabulan harus punya tekad kuat menjauhkan diri dari hal-hal berbau cabul, dan mengikatkan diri kepada Tuhan.

Komentar