Tuhan di dalam Segala Hal “Prioritas”

Renungan Harian TRUTH
Telah beberapa kali dijelaskan bahwa dalam kehidupan anak tebusan Tuhan tidak ada urut-urutan kepentingan atau prioritas. Tetapi berkenaan dengan penggunaan keuangan atau harta yang Tuhan percayakan kepada kita, harus digunakan secara bijaksana atau cerdas dalam pimpinan Roh Kudus. Penggunaannya harus dipertimbangkan berdasarkan yang paling terlebih dahulu membutuhkan. Tetapi urutannya tentu tidak mutlak, bisa relatif. Biasanya yang paling dekat dan yang bersentuhan dengan hidup kita setiap hari, antara lain: pertama, orang tua yang telah membesarkan kita; berikutnya, keluarga kita sendiri (keluarga yang kita bangun); kemudian keluarga besar yang dekat dengan kita; selanjutnya masyarakat sekitar kita (karyawan kita seperti sopir, pembantu rumah tangga, tetangga); dan yang berikutnya, gereja.

Mungkin tidak sedikit orang yang protes karena, di sini gereja diletakkan pada urutan terakhir. Tetapi harus diingat bahwa urutan ini bukan urutan prioritas yang mutlak melainkan relatif, yaitu berdasarkan hubungan kedekatan dengan objek objek tersebut dan komando Tuhan. Bicara mengenai komando Tuhan adalah hal yang menuntut kepekaan kita. Suatu kali, mungkin kita harus meninggalkan keluarga demi suatu kepentingan yang diperuntukkan bagi objek lain. Murid-murid Tuhan Yesus pernah melakukan hal ini (Mat. 19:27). Ini sama sekali tidak berarti mereka tidak bertanggung jawab atas keluarganya. Pada waktunya, mereka kembali kepada keluarga dan menyelesaikan tanggung jawabnya. Dalam hal ini mengikut Tuhan Yesus secara fisik pada waktu itu merupakan prioritas.

Urut-urutan prioritas secara kaku bisa menumpulkan kepekaan yang harus dimiliki seseorang. Misalnya, pada saat kita mau berangkat pelayanan di gereja, ternyata ada rumah tetangga kebakaran, dan tidak ada orang yang menolong, apakah kita tidak turut membantu memadamkan api itu? Ingat kisah orang Samaria yang murah hati (Luk. 10:30–35). Barangkali imam yang menolak menolong orang yang dirampok (ay. 31) sedang menuju ke bait Allah untuk melakukan pekerjaan rohani; tetapi tindakan menghindar dari menolong orang yang sekarat di pinggir jalan tersebut merupakan kebodohan dan diperhitungkan sebagai kesalahan oleh Tuhan.

Jangan sampai terjadi, jika kita yang aktif di gereja dan melakukan segala kegiatan rohani di dalamnya—termasuk memberi sumbangan uang ke gereja—namun gagal menjadi berkat bagi orang tua, keluarga, keluarga besar dan masyarakat sekitar kita.

Marilah kita belajar menjadi berkat bagi mereka yang paling dekat dan bersentuhan dengan hidup kita setiap hari.