Tali Kekang | Renungan Harian


Ayat bacaan: Mikha 6:8

"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Kuda yang bisa dinaiki biasanya disertai dengan tali kekang. Tali ini akan mampu mengatur kapan kuda harus berhenti, kapan harus belok ke kiri atau kanan. Akan sangat sulit untuk membuat kuda patuh jika kita tidak memiliki kendali lewat tali atas dirinya. Mata kuda pun sering ditutup habis agar ia hanya tergantung pada kehendak penunggangnya. Sebagai manusia yang berakal budi, yang bisa membedakan mana yang benar dan salah, memiliki hati nurani dan nalar untuk berpikir, seharusnya kita tidak perlu seperti kuda yang harus diikat dengan tali kekang terlebih dahulu agar patuh. Tetapi kenyataannya ada banyak orang yang sulit untuk mengendalikan diri terhadap berbagai godaan atau tipuan sehingga harus tetap diikat atau bahkan dicambuk agar mau taat dan mengerti.

Seperti apa sebenarnya hubungan yang Tuhan ingin bangun dengan kita anak-anakNya? Tuhan tentu meninginkan sebuah hubungan erat yang didasarkan dengan kasih dan kepatuhan terhadap semua perintahNya. Tuhan menginginkan kita mengerti isi hatiNya, sama seperti Dia mengerti isi hati kita. Sayangnya banyak orang merasa bahwa serangkaian peraturan yang membatasi hidup manusia ini seolah rantai pengekang yang membuat kita seolah tidak berhak untuk menikmati kenikmatan hidup. Ini dilarang, itu dilarang. Malah ada yang berpikir lebih ekstrim, bahwa Tuhan gemar menyiksa manusia dan tidak ingin kita sedikitpun merasakan kesenangan dalam hidup ini. Mereka merasa bahwa Tuhan terus mengekang. Benarkah seperti itu? Tentu tidak. Kasih Tuhan sebenarnya sudah memberikan "tali" yang cukup panjang bagi kita untuk menjalani kehidupan. Bukankah ada kehendak bebas yang Dia berikan kepada kita? Tuhan sama sekali tidak menciptakan kita seperti robot-robot yang harus diken

Komentar