Memahami Cara Tuhan Bekerja | Renungan Kristen




Baca:  Yesaya 55:8-13

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN."  Yesaya 55:8

Situasi dan kondisi sekitar kita seringkali membentuk sikap hati dan pikiran kita, bahkan turut menentukan besar kecilnya iman kita kepada Tuhan.  Mengapa?  Karena dengan melihat, ukuran yang kita pakai adalah sudut pandang manusia, sehingga pancaindera kita yang berbicara:  ia mengendalikan sukacita kita, mengendalikan ketenangan kita, mengendalikan damai sejahtera kita, mengendalikan semangat dan motivasi kita.  Akhirnya banyak orang Kristen menjalani hidupnya dengan letih lesu, keluh-kesah, persungutan, muram dan penuh omelan.

     Hugh Downs  (produser, penulis dan pembaca berita kenamaan Amerika)  berkata,  "Orang bahagia bukanlah orang pada lingkungan tertentu, melainkan pada sikap-sikap tertentu."  Ketika menderita sakit parah kita menyerah dan putus asa;  ketika rumah tangga goncang, hubungan suami-isteri tidak harmonis, secepat kilat kita memutuskan bercerai;  ketika ekonomi sulit dan mengalami krisis kita pun berusaha mencari pertolongan kepada dunia, tidak peduli jalan itu sesat.  Rasul Paulus mengingatkan seharusnya kita  "...hidup karena percaya, bukan karena melihat..."  (2 Korintus 5:7).

     Selama fokus kita kepada apa yang terlihat oleh mata, maka kita akan menjalani hari-hari dengan penuh ketakutan, kekuatiran dan kecemasan.  Ayub berkata,  "...yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul."  (Ayub 3:25-26).  Namun jika kita hidup karena percaya, maka kita akan memahami cara Tuhan bekerja.  Dan cara Tuhan itu selalu heran dan ajaib.  "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?"  (Kejadian 18:14a).  Semakin kita memahami cara Tuhan bekerja, semakin kita berjalan dalam iman dan memiliki penyerahan diri penuh kepada-Nya.  Dengan iman kita beroleh kemampuan Ilahi untuk melihat apa yang tidak sanggup dilihat oleh mata jasmani.  Hal itu menjadikan kita tetap sabar dan terus bertekun menantikan-nantikan Tuhan.

Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita, karena itu jangan batasi dengan logika kita!