Mengucap Syukur Tanda Kedewasaan Rohani



Baca:  1 Tesalonika 5:12-22

"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."  1 Tesalonika 5:18

Mengalami masa-masa sulit adalah perkara yang tidak mudah diterima oleh banyak anak Tuhan.  Kita maunya hanya menerima yang baik-baik saja, menerima berkat Tuhan tanpa ada embel-embel masalah di belakangnya.  Ayub pun berkata kepada isterinya,  "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"  (Ayub 2:10).  Orang lebih mudah mengucap syukur tatkala dalam keadaan baik dan diberkati saja.  Jika keadaan sedang tidak baik rasanya sulit sekali untuk mengucap syukur.  Tuhan menghendaki kita untuk mengucap syukur dalam segala hal.  Kata dalam segala hal berarti di segala situasi:  baik atau tidak baik keadaannya, sedang krisis atau berkelimpahan, untung atau rugi, saat sehat atau sakit, berhasil atau pun gagal.  Jadi mengucap syukur bukanlah sekedar saran atau himbauan, melainkan suatu perintah atau kehendak Tuhan.  Perintah berarti harus ditaatai.

     Mengucap syukur adalah tanda kedewasaan rohani.  Seorang anak biasanya memiliki sifat manja, labil, cengeng, dan kurang sabar.  Menghadapi masalah sedikit saja atau ketika kemauannya tidak dituruti akan langsung ngambek, marah dan tidak mau makan.  Sifat kekanak-kanakan pada dasarnya adalah usaha meminta dan memaksa Tuhan untuk menuruti keinginannya.  Apakah kita mau menjadi kanak-kanak terus?  Tentunya tidak.  Kita pasti ingin mengalami pertumbuhan dari hari ke sehari hingga mencapai kedewasaan penuh.  "Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  (1 Korintus 13:11).

     Orang dewasa rohani pasti memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan.  "Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."  (Ibrani 5:14), sehingga sesulit apa pun keadaannya kita bisa berkata,  "Bukan kehendakku, melainkan kehendak-Mu."

Dalam segala perkara Tuhan turut bekerja, karena itu tetaplah mengucap syukur dalam segala hal!