Renungan Kristen | SAHABAT YESUS


Yohanes 15:9-17
"Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." Yohanes 15:15

Sebagai makhluk sosial, kita selalu ingin bergaul. Kita ingin membangun persahabatan. Dari sejak kecil, remaja, dewasa, hingga nanti kita mati, kita selalu merindukan persahabatan. Bagaimana kita membangun persahabatan? Menurut teori, ada 4 hal yang membuat kita bersedia membangun persahabatan dengan seseorang. Pertama, karena persamaan. Kita cenderung memilih teman yang punya persamaan dalam hal kesukaan, perilaku, minat, latar belakang, dsb. Kedua, karena ada timbal balik. Saling menolong, saling percaya, saling mengerti, dan “saling-saling” lainnya. Ketiga, karena ada kecocokan. Nyambung saat ngobrol. Cocok dalam pandangan. Cocok dalam keyakinan. Keempat, karena orang tersebut bisa menjadi role model. Artinya, kita berteman karena kita respek dan mengagumi kualitas kepribadiannya.

Apakah Anda mengerti bahwa Yesus menyebut kita sebagai sahabat? Kualitas macam apa yang ada pada kita sehingga Yesus bersedia membangun persahabatan dengan kita? Mari kita bandingkan dengan empat teori di atas. Pertama, apakah karena ada dasar persamaan? Tidak! Dia adalah Allah, kita adalah manusia. Dia adalah Pencipta, kita adalah ciptaan. Secara status, jelas “tidak level”! Kedua, apakah karena ada hubungan timbal balik? Tidak! Dia setia, kita selalu ingkar. Dia mengasihi, kita mengkhianati. Dia sudah melakukan yang terbaik bagi kita, kita belum melakukan apa-apa bagi-Nya. Ketiga, apakah karena ada kecocokan? Kita tidak cocok dalam pandangan. Tuhan ingin kita melakukan ini, sebaliknya kita hidup menuruti kehendak sendiri. Keempat, apakah karena bisa menjadi role model? Tuhan bisa menjadi role model (panutan) bagi kita, tapi kita jelas tidak akan pernah bisa menjadi panutan bagi Allah.

Jika demikian, apakah alasan yang membuat Yesus mau membangun persahabatan dengan kita? Kasih! Tidak ada alasan lain! Sebuah alasan yang menyejukkan hati, sekaligus membuat haru. Kita tak layak dikasihi, tapi beroleh belas kasihan. Kita tidak mungkin bisa berkomunikasi dengan Allah, tapi Dia bahkan menyediakan Diri membangun persahabatan dengan kita. [Petrus Kwik]
Bagaimana mungkin manusia bisa bersahabat dengan Allah, jika bukan karena kasih Allah yang dinyatakan bagi kita?