Kasih Yang Timpang (Lukas 6:27-36) | Renungan Kristen

Baca | Lukas 6:27-36
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Matius 22:37

Jika Anda jatuh di tengah keramaian, berapa persenkah kemungkinan ada orang akan menolong Anda berdiri? Tentunya cukup besar. Apakah hal yang sama berlaku di negara yang mayoritas warganya bukan orang percaya, bahkan atheis? Kemungkinannya tetap cukup besar. Yesus bahkan memberi perumpamaan yang ironis, yaitu bagaimana ahli Taurat dan orang Lewi yang notabene adalah tokoh pemimpin agama justru berlalu begitu saja saat melihat seorang yang sekarat, sedangkan orang Samaria yang dianggap kafir justru menolong dengan kesungguhan hati. Ada kalanya, orang yang tak kenal Tuhan pun bisa bertindak lebih baik dalam hal moral dan mengasihi sesama.
Orang tidak percaya pun bisa berbuat baik. Orang percaya bahkan bisa berbuat lebih baik dari mereka yang mengaku Kristen. Jika demikian, apa bedanya orang percaya dengan yang tidak? Sama-sama berbuat baik, ada perbedaan mendasar antara kebaikan orang percaya dan yang tidak percaya Tuhan. Bagi orang yang tidak percaya, kebaikan sering kali adalah sebuah insting. Ya, orang tidak percaya pun adalah manusia yang tetap diciptakan menurut citra Allah. Secara naluri, niat untuk menolong saat melihat orang kesusahan bisa jadi tetap ada. Namun, hal itu lebih banyak didasari oleh kepentingan pribadi (agar tampak/merasa baik, supaya tidak dimusuhi, agar kelak mendapat balas budi, dst). Tapi orang percaya melakukan kebaikan dengan kesadaran bahwa itu adalah kewajiban kita sebagai orang percaya yang telah ditolong-Nya, itu juga adalah perintah Tuhan sendiri.
Kita mengasihi sesama karena kita mengasihi Tuhan kita. Sementara orang dunia mengasihi sesama sering kali karena hal itu membuat mereka merasa lebih baik. Ada perbedaan besar antara dua hal ini. Sebagai orang percaya, perbedaan itu terletak pada bagaimana kita bisa tetap mengasihi orang yang bagi dunia tak layak dikasihi. Kita harus bisa bedakan kasih yang firman Tuhan ajarkan dengan kasih yang dunia ajarkan ini. Mengasihi sesama yang Alkitab ajarkan adalah lebih dari sekadar humanisme. Mengasihi sesama adalah bagian dari respons kita mengasihi Allah yang sudah lebih dulu mengasihi kita. Tanpa kasih pada Allah, kasih pada sesama akan menjadi kasih yang timpang. • Arie
Kasih pada Tuhan membuat kita bisa mengasihi sesama dengan sempurna.

Komentar