Renungan Kristen Selalulah kembali pada 'KUK' Kristus


Selalulah Kembali Kepada “KUK” Kristus
Mat. 11:28-30
Matius 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Ketika saya dulu pernah mengikuti fitness karena diajak oleh teman-teman, saya diinstruksikan untuk berlatih menggunakan barbel. Barbel-barbel itu harus “dimain-mainkan” dengan sikap tubuh yang diatur sedemikian. Semakin besar berat barbel, maka semakin besar pula tenaga yang harus dikeluarkan. Dan semakin semakin pula bagian tubuh lain terpusat kepada daya mengangkat barbel tersebut.
Di dalam realitas, banyak hal di kehidupan kita juga dapat berposisi selayaknya barbel semacam itu. Beban pekerjaan, beban rumah tangga, beban pemenuhan kebutuhan, beban rasa berdosa, beban luka batin dan beban-beban lainnya. Selama bumi ini berputar, maka hal klasik seperti itu selalu siap menyentuh kita.
Suatu masalah atau suatu tantangan hidup dapat menjadi sebuah beban yang membuat kita menjadi menderita. Misalnya rutinitas dan tanggung jawab pekerjaan yang berpotensi mengakibatkan segala gerak, emosi atau pikiran kita terpusat kepada rutinitas dan tanggung jawab tersebut. Hal seperti yang demikian dapat mengakibatkan kita menjadi selayaknya seekor lembu yang dipasung dengan balok besar (kuk) yang dapat menarik barang tertentu. Orang-orang seperti itu pada tahap tertentu akan menjadi jiwa-jiwa yang terkekang; frustasi, emosional, berpenyakitan, sulit untuk bergembira apalagi dapat membagikan kegembiraan bagi orang lain. Orang Israel mengistilahkan mereka sebagai orang yang hidup, tetapi mati. Karena tidak ada damai sejahtera dalam hidup mereka. Roh Allah yang ada di dalam jiwa mereka terkekang dan tidak dapat “bertemu” dengan “Pemilik-Nya”.
Sebagai orang yang hidup di dunia modern seperti ini, maka saya juga sangat rentan akan kondisi seperti itu. Tetapi setiap kali ada satu hal dalam hidup ini, yang berpotensi menjadi beban, saya selalu tertunduk kepada Kristus dan selalu
merefleksikan kembali kesaksian Kristus tentang Kasih-Nya di dalam Mat. 11: 28-30. Betapa indahnya Firman Allah di dalam Kristus itu menyentuh jiwa saya.         
Kedatangan Kristus adalah untuk melepaskan secara nyata setiap orang-orang yang berkuk berat dan membuat mereka mati, meskipun hidup. Di masa pelayanan-Nya dalam rupa manusia, Kristus datang kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Dan terlebih lagi, Kristus datang kepada setiap orang yang tidak dapat bersekolah Taurat; mereka yang sakit kusta atau cacat dari lahir yang dianggap sebagai kutukan dosa leluhur dan tidak berhak masuk ke Bait Allah ataupun setiap orang miskin yang tidak dapat mempersembahkan kurban yang layak kepada Allah. Sehingga orang-orang seperti ini tadinya diklaim tidak layak di dalam Kerajaan Allah. Melalui kematian-Nya di kayu salib, orang-orang seperti itu menjadi layak dihadapan Allah. Dan tentunya seluruh manusia yang pada hakikatnya berdosa, menjadi dapat dibenarkan di hadapan Allah. Kristus adalah penghadir keselamatan baik sekarang dan di masa depan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Ajakan Kristus dalam Mat. 11:28-30 adalah sebuah jaminan kekal bahwa segala hal yang menjadi kuk atau beban umat-Nya akan lenyap. Sebab Ia memasang Kuk Baru yang tidak lagi membebani, tapi justru membawa sukacita, kegembiraan, kasih sayang dan ketenangan jiwa. Sehingga setiap orang yang hidup di dalam Dia akan benar-benar “Hidup”. Kuk Kristus itu akan mengajari jiwa kepada pemenuhan segala Janji Allah. Kuk Baru itu adalah jawaban Doa Daud akan Gembala yang membawa domba-domba kepada pemulihan hidup (Maz. 23). Ataupun Janji Allah akan Pemulih Yang Agung dan penyertaan kepada pengharapan teguh dan kesetiaan hingga pada akhirnya pada perhentian satu kondisi sulit menuju pemulihan yang jauh lebih baik, serta senantiasa bersukacita dan hidup dalam Firman Allah di dalam segala realita.#H.L

Komentar