Bukan Jalan yang Mudah “Salib”

Renungan Harian TRUTH
Memikul salib adalah salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap orang yang mau mengikut Yesus. Ini berarti orang percaya bukan hanya menghubungkan salib dengan Yesus dan pengorbanan-Nya, tetapi juga menghubungkannya dengan diri kita sendiri, sebab setiap kita harus memiliki salib kita masingmasing (Mat. 16:24). Adanya salib berarti pengiringan yang benar terhadap Tuhan Yesus. Dalam hal ini salib identik dengan kehidupan orang percaya yang normal dan benar. Kekristenan tanpa salib adalah kekristenan yang palsu.

Tuhan Yesus memberi teladan kepada kita tentang sebuah kehidupan yang dipersembahkan kepada Bapa; kehidupan yang memberkati orang lain. Teladan ini harus kita kenakan sepanjang umur hidup kita. Kasih yang harus kita berikan kepada orang lain harus sama dengan kadar kasih yang Yesus berikan kepada kita. Memang ini bukan sesuatu yang mudah, tetapi Tuhan akan memberi kemampuan untuk meneladani-Nya. Ini adalah kehidupan yang sangat luar biasa.

Dalam beberapa ayat yang terdapat dalam Alkitab, salib menunjuk kepada pengertian “kematian dari segala sesuatu yang duniawi dan kesediaan memberkati sesama” (Gal. 2:19, 5:24, 6:14). Ini suatu pergumulan hidup yang membawa seseorang merasa “sakit”. Salib dalam kekristenan berarti penderitaan yang ditanggung demi berkat dan keuntungan orang lain. Salib tidak menunjuk kepada kelemahan, kekurangan atau kegagalan seperti anggapan orang pada umumnya. Salib berbicara mengenai penderitaan yang kita tanggung bukan karena kesalahan kita, tetapi oleh karena kita melayani Tuhan dan mau memberkati orang lain. Seperti Tuhan Yesus menumpahkan darah-Nya dan diremukkan daging-Nya demi keselamatan kita, maka kita harus rela menjadi seperti anggur yang tercurah dan roti yang terpecah. Sebuah kehidupan yang membawa keharuman Tuhan.

Salib inilah yang dimaksud Yesus dengan “baptisan yang diterima baik oleh Yesus maupun oleh orang percaya” (Mrk. 10:38-39; Luk. 12:50). Baptisan inilah yang menunjuk kepada penderitaan yang harus dipikul demi menggenapi rencana Bapa. Bagi Tuhan Yesus, baptisan-Nya inilah yang membawa manusia kepada keselamatan oleh penderitaan dan kematian-Nya di bukit Golgota. Bagi kita, baptisan ini adalah pengorbanan dan penderitaan demi menjadi berkat bagi orang di sekitar kita yang tersentuh oleh pelayanan kita. Dalam hal ini seorang anak Tuhan melakukan pelayanan tanpa batas. Di manapun ia berada, ia membawa keharuman Kristus untuk menyelamatkan manusia berdosa menjadi umat tebusan Tuhan melalui segala sikap dan perbuatan dengan segala pengorbanan.

Orang percaya yang benar bersedia dan rela memikul salibnya sendiri