Berfungsi Benar Sebagai Terang | Renungan Harian


Ayat bacaan: Markus 4:21

"Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian."

Tengah asyik-asyiknya mengetik, tiba-tiba listrik di rumah padam. Istri saya lalu mengambil beberapa buah lilin, meletakkan lilin-lilin itu pada tempatnya dan kemudian menyalakannya agar rumah tidak gelap gulita. Ia mempunyai posisi-posisi sendiri untuk meletakkan lilin, seperti di atas rak di ruang tamu, di atas meja kerja saya dan di atas rak di kamar tidur. Jika anda menyalakan lilin dalam situasi yang sama, tentu anda juga meletakkannya pada tempat-tempat seperti itu. Tidak akan ada orang yang menyalakan lilin lalu diletakkan di tempat tertutup atau terhalang sesuatu, seperti di bawah tempat tidur, dalam peti dan sebagainya. Disana lilin tidak akan bisa berbuat banyak untuk menghalau gelap dan menggantikannya dengan terang yang ia miliki. Lilin itu hanya akan berfungsi baik menerangi kegelapan apabila diletakkan di posisi terbuka yang cukup tinggi. Jika anda pegang tempat lilin dan anda angkat ke atas di dalam ruang yang gelap, disanalah lilin itu akan mampu menerangi ruang yang gelap gulita. Lilin berfungsi sebagai alat penerang, tetapi dimana kita menempatkannya akan menentukan apakah lilin itu bisa berfungsi maksimal atau sebaliknya.

Yesus pun mempergunakan fakta ini dalam perumpamaannya tentang kita sebagai terang dunia. Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, maka kita pun menerima terang, sebab Yesus adalah terang yang sejati. Yesus bersabda: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Saat terang Yesus hadir dalam diri kita, maka terang itu pun akan menyinari kita semua; Kristus sendiri yang akan bercahaya atas kita. (Efesus 5:14). Dengan demikian kita yang dulu hidup dalam kegelapan, kini berubah menjadi anak-anak terang. "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang." (Efesus 5:8). Hidup sebagai terang akan nyata ketika hidup kita berbuah kebaikan, keadilan dan kebenaran. (ay 9). Dan dengan hidup dalam terang,  darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa. (1 Yohanes 1:7). Artinya, kita dilayakkan untuk menerima keselamatan. Namun terang yang kita peroleh dari sang "Terang Dunia" bukanlah dimaksudkan hanya untuk diri kita sendiri saja melainkan juga untuk menyinari saudara-saudara kita yang masih berada dalam kegelapan. Firman Tuhan berkata: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu." (Yesaya 60:1-2).

Pelita, lilin atau alat penerang lainnya harus dipergunakan sesuai fungsi. Alat-alat penerangan ini dinyalakan bukan untuk ditempatkan di bawah kolong atau ditutupi, namun haruslah ditempatkan pada posisi yang benar agar cahayanya bisa menerangi kegelapan. Yesus mengatakannya seperti ini: "Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian." (Markus 4:21). Bagaimana terang yang kita miliki mampu untuk menyinari orang lain, apabila kita terus menyembunyikannya? Bagaimana kita bisa maksimal apabila ibadah hanya dilakukan dalam ruang lingkup tembok gereja sekali seminggu saja? Firman Tuhan jelas berkata: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1). Ibadah yang sejati sesungguhnya adalah sebuah kehidupan yang hidup, kudus dan berkenan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di rumah, pekerjaan, tempat pendidikan, lingkungan pertemanan dan ditengah-tengah kehidupan sosial kita.

Kita harus memperhatikan betul dimana kita bisa maksimal dan berfungsi benar sebagai terang.Tanpa meletakkan dan memfungsikannya dengan benar, terang kita tidak akan terlihat dan tidak akan mampu menjangkau orang lain. Lalu kitapun gagal untuk melakukan amanat agung yang difirmankan Tuhan Yesus sesaat sebelum Dia naik ke Surga. Dan hal ini akan diperhitungkan pada hari penghakiman, dimana saat itu tidak lagi ada hal yang tersembunyi. One day all will be revealed. Hal inilah yang menjadi kelanjutan ayat bacaan di atas. "Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap." (Markus 4:22). Pada saat itu, siap atau tidak, kita harus mempertanggungjawabkan segala yang kita lakukan. Apakah kita hidup sesuai firman Tuhan atau tidak. Apakah kita sudah melakukan segalanya atas dasar kasih, atau malah mementingkan diri sendiri selama hidup. Apakah kita sudah melayani Tuhan dan pekerjaanNya, atau kita malas-malasan dan hanya menuntut berkat tanpa ingin memberkati. Semua itu akan dibuka pada hari penghakiman.

Tuhan melengkapi kita dengan talenta yang cukup untuk bisa menjadi terang, Dia bahkan telah memberikan terangNya sendiri untuk menyinari kita dan memampukan kita untuk bersinar di tengah dunia yang kelam, Hendaklah talenta-talenta itu dilipat gandakan, digunakan untuk melayani dan menyelamatkan orang lain, digunakan untuk bekerja di ladang Tuhan dan membawa jiwa-jiwa untuk diselamatkan, bukan dipendam dalam tanah seperti yang tertulis dalam perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30, Lukas 19:12-27). Lihat apa yang diputuskan Tuhan terhadap hamba yang malas dan hanya menimbun talentanya dalam perumpamaan tentang talenta ini. Pertama apa yang ia miliki diambil dan diberikan kepada orang yang melipat gandakan talenta (Matius 25:28), lalu ia dilempar ke dalam kegelapan tergelap, tempat yang penuh ratap dan kertak gigi. (ay 30).

Adalah menarik jika memperhatikan bahwa ada kesamaan ayat antara perumpamaan tentang talenta dan perumpamaan tentang pelita. Perhatikan kesamaan ayat dalam perumpamaan tentang talenta: "Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya" (Matius 25:29) dengan ayat dalam perumpamaan tentang pelita. "Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." (Markus 4:25). Dengan demikian kita bisa melihat dengan jelas keterkaitannya, bahwa jika kita menyia-nyiakan talenta kita, dan menyimpannya di bawah kolong, maka segalanya akan diambil dan kita akan menerima ganjarannya di tempat yang penuh ratap dan kertak gigi. Sebaliknya, jika kita mempergunakan talenta-talenta kita untuk menjadi terang dan berkat bagi banyak orang, maka kepada kita akan ditambahkan lebih banyak lagi. Tuhan akan mencurahkan lebih banyak lagi berkat, yang kemudian mampu anda pergunakan pula untuk memberkati orang lain lebih banyak lagi.

Tuhan mengasihi kita dan menjanjikan hidup yang kekal. Tetapi hal tersebut bukan berarti bahwa kita boleh melakukan apapun dengan sesuka hati. Jangan pernah menyalah gunakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Pada saatnya nanti kita harus mempertanggungjawabkan segala yang dipercayakan Tuhan selama masa hidup kita. Ketika Tuhan telah mengaruniakan kita dengan terang, Dia akan melihat apa yang akan kita lakukan dengan terang itu. Apakah kita menerangi banyak orang dan lebih banyak lagi, apakah kita melipatgandakan talenta-talenta itu untuk tujuan mempermuliakan nama Tuhan dan membawa jiwa-jiwa untuk diselamatkan, atau sebaliknya memilih untuk tidak melakukan itu semua sama sekali dan menjadi orang yang egois dan menutup diri tanpa peduli terhadap orang lain. Pilihan ada di tangan kita, karena Tuhan sudah mencurahkan segalanya secara cukup bagi kita untuk mulai berbuat sesuatu. Tidak perlu malu, takut, merasa tidak sanggup dan sebagainya untuk menyatakan terang, karena "Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu." (Markus 4:24). Inilah perumpamaan tentang Pelita yang disebutkan Yesus. Hendaknya kita semua mampu menjadi terang yang benar, seperti halnya Kristus sang "Terang Dunia". Dunia yang kita hidupi saat ini penuh dengan kegelapan dan sangat membutuhkan seberkas sinar untuk meneranginya. Jika kita mau menjadi terang sesuai firman Tuhan, maka Tuhan akan berkata: "Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu." (Yesaya 58:8).

Jadilah pelita yang berfungsi benar memberikan cahaya terang di dunia yang gelap

Komentar