Jangan Mengakhiri Dengan Buruk



Baca: 2 Tawarikh 26: 16-21
Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. 2 Tawarikh 26:16

Waktu usianya masih 16 tahun, bangsa Yehuda menobatkan Uzia sebagai raja menggantikan ayahnya, Amazia. Meski sangat muda, Uzia terbilang berhasil. Ia memerintah selama 52 tahun, dan selama memerintah ia melakukan yang benar dan hidup takut akan Tuhan. Tak heran, semua usahanya berhasil. Ia selalu menang dalam tiap peperangan. Ketika berperang melawan orang Filistin, misalnya, Tuhan menolongnya dengan cara yang ajaib. Pemerintahannya juga disokong oleh banyak tentara yang andal dalam berperang, yang didukung oleh alat-alat perang yang hebat pula. Selain itu, ia juga mempunyai banyak ternak dan kebun anggur. Ia diberkati. Karena kekayaan en kekuatannya, namanya masyhur sampai ke Mesir dan ke seluruh negeri yang jauh. Sayangnya, setelah sangat populer dan kuat, Uzia menjadi tinggi hati dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan di mata Tuhan. Uzia memasuki bait Tuhan dan membakar ukupan di atas mezbah; sesuatu yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan. Namun karena merasa berkuasa, Uzia mengabaikan aturan itu dan bahkan marah saat diingatkan. Akhirnya Tuhan menimpakan tulah kusta pada dahinya dan ia dikucilkan dalam rumah pengasingan. Demikianlah raja Uzia sakit kusta sampai ajal kemudian menjemputnya.

Kita mungkin tidak selalu dapat mengawali dengan baik, tapi pastikan kita dapat mengakhiri dengan baik. Syukur-syukur, kita dapat mengawali dan mengakhiri dengan baik. Nyatanya, yang terjadi sering kali kita menetapkan langkah awal dengan baik. Kita hidup takut akan Tuhan, dan bahkan sangat aktif dalam melayani. Sayang, kita kemudian tersandung dan tergelincir di tengah perjalanan; kita mulai hidup seenaknya sendiri, tinggi hati, memegahkan diri, dan tak lagi mengindahkan kehendak-Nya. Tapi kiranya kisah Uzia ini menjadi peringatan agar kita bisa senatiasa menjaga hidup kita, dari awal hingga akhir. Godaan untuk kita menyimpang dari jalur yang benar pasti ada, karena itu bersyukurlah jika Tuhan menegur dan menunjukkan pelanggaran kita, sehingga dengan demikian kita dapat memperbaiki kesalahan kita dan kembali ke jalan yang benar. 

Mengawali dengan baik itu baik, tapi mengakhiri dengan baik itu luar biasa. Robin Sharma - Pakar Kepemimpinan