Kuat Karena Bergaul Karib


Baca: Mazmur 9:1-21

"Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." Mazmur 9:11

Saat diterjang oleh ganasnya badai dan gelombang permasalahan kebanyakan orang Kristen malah tidak lagi mau berdoa dan semakin menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Adalah mudah sekali menemukan iman dalam diri seseorang ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik dan lancar. Sebaliknya ketika masalah datang secara beruntun dan bertubi-tubi, masihkan kita menjaga konsistensi iman kepada Tuhan? Justru dalam situasi-situasi sulit inilah kesempatan bagi kita untuk makin mendekat kepada Tuhan dan membangun persekutuan dengan Dia, "Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58).

Ketika orang-orang dalam kepanikan dan tidak lagi bisa berpikir jernih, Paulus menunjukkan kualitas imannya. Kita bisa menyimak dari pernyataan Paulus ini, "Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku," (Kisah 27:23). Hal itu menunjukkan bahwa dalam situasi genting sekalipun Paulus masih menyempatkan diri untuk membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan dan menyembah Dia, bukti bahwa ia memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan. Bagaimana kita? Jangankan menyembah Tuhan, untuk berdoa saja seringkali terasa berat dan sulit untuk dilakukan. Alkitab menasihati kita, "Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." (1 Perus 4:7). Sejauh mana kita memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan? Ini menentukan kualitas iman kita.

Pemazmur mengatakan, "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Karena Paulus karib dengan Tuhan, Tuhan pun mengutus malaikat untuk memberitahukan kehendak dan rencana-Nya: "Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau." (Kisah 27:24). Karib dengan Tuhan adalah kunci kekuatan untuk menghadapi segala sesuatu.

Bagaimana mungkin kita akan kuat menghadapi terjangan badai kehidupan ini bila kita sendiri tidak mau melekat kepada Tuhan?


Baca: Mazmur 62:1-13

"Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku." Mazmur 62:6

Memiliki persekutuan karib dengan Tuhan adalah kunci menarik hadirat Tuhan hadir di tengah-tengah kehidupan orang percaya, yang tidak dapat digantikan oleh pengetahuan kita tentang Alkitab atau seberapa sibuk kita melayani pekerjaan Tuhan, jika semua itu kita lakukan hanya sebatas rutinitas. "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran." (Hosea 6:6).

Di dalam suatu kekariban tidak boleh ada mentalitas hamba, yaitu mentalitas yang tidak tahu apa-apa. Seorang hamba tidak akan mengerti apa-apa kecuali yang diperintahkan tuannya, sebab ukuran yang dipakai oleh hamba adalah upah. Tuhan menghendaki kita naik ke tingkat hubungan yang lebih dekat lagi, itulah sebabnya Ia tidak menyebut kita sebagai hamba, melainkan sahabat. "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yohanes 15:15). Tuhan ingin kita tidak hanya melakukan apa yang diperintahkan, tetapi lebih daripada itu, Tuhan mau kita juga memahami isi hati-Nya, sebab sesungguhnya Tuhan ingin memberitahukan pikiran dan hati-Nya kepada kita. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5).

Kita akan memahami apa yang ada didalam hati dan pikiran Tuhan jika kita senantiasa memiliki waktu duduk bersimpuh di bawah kaki Tuhan dan mempertajam pendengaran kita akan suara-Nya, seperti yang diperbuat Maria, yang memilih "...duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,...Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:39, 42). Kedekatan itulah yang menghasilkan ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi badai persoalan hidup ini.

"Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus." Mazmur 65:5


Dapatkan Renungan Kristen & Lagu Rohani di Channel Youtube JC-Kok